Man City: Tuduhan UEFA Palsu, Sarat Muatan Politik

Manchester - Manchester City akhirnya buka suara juga terkait hukuman UEFA. City menyebut segala tuduhan itu rekayasa dan ada unsur politik di dalamnya.
UEFA resmi menjatuhkan hukuman untuk City setelah terbukti bersalah memanipulasi laporan keuangan sedari 2012 hingga 2019. City tidak boleh tampil di kompetisi Eropa selama dua musim, terhitung 2020/2021 hingga 2021/2022 dan denda 30 juta euro.
Pemilik City Sheikh Al Mansour dianggap menyuntikkan dana sebesar 65 juta paun per musimnya agar laporan keuangan City bersih dan mendapat rapor biru dari UEFA.
City akhirnya bersuara juga setelah lima hari keputusan UEFA itu keluar. Mereka menunggu selama itu karena harus mendalami sanksi serta apa tindakan apa selanjutnya dari klub.
Baca Juga: Waduh! Man City Terancam Kehilangan Gelar Liga Inggris 2013/2014
Yang pasti City membantah telah memanipulasi laporan keuangannya seraya menyebut kasus ini muncul karena disengaja, terkait perang politik antarklub.
"Fans kami hanya perlu yakin tentang dua hal. Pertama, semua tuduhan itu salah. Kedua, kami akan melakukan segalanya untuk membuktikan kesalahan tersebut," tutur CEO City, Ferran Soriano, di situs resmi klub.
"Menurut pengalaman serta persepsi kami, hukuman ini dijatuhkan bukan karena alasan olah raga. Tapi, karena alasan politik," lanjutnya.
City menegaskan kalau keuangan klub sudah diaudit dengan baik dan seksama menurut prosedur yang benar. Apalagi para auditornya pun adalah mereka yang sudah sangat berpengalaman.
Terkait sponsor klub, City menyebut mereka mendapatkannya secara legal lewat kerjasama dengan pihak-pihak di luar. City dengan segala prestasinya dianggap seksi untuk jadi alat jualan.
"Tak ada dana yang disuntik oleh pemilik klub yang belum dilaporkan dengan sebenar-benarnya."
Baca Juga: Valentine Kelabu Man City: Skorsing UEFA, Potong Poin, dan Degradasi Premier League
"Kami adalah klub sepakbola yang sustainable, kami memperoleh keuntungan, kami tak memiliki hutang, dan keuangan kami telah diperiksa berkali-kali oleh para auditor, regulator, investor dan ini sangat jelas."
"Kami selalu kooperatif dalam proses ini. Kami mengirim berbagai macam dokumen dan dan data pendukung yang kami yakini merupakan bukti tak terbantahkan bahwa klaim tersebut tidak benar," tutup Soriano.