URstyle

Menengok Destinasi Wisata Religi di Pura Lereng Gunung Arjuno

Nunung Nasikhah, Minggu, 1 September 2019 13.00 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Menengok Destinasi Wisata Religi di Pura Lereng Gunung Arjuno
Image: instagram @kecamatan_bumiaji

Batu - Tak hanya menyuguhkan wisata alam dan wisata buatan yang luar biasa, Kota Batu rupanya juga punya wisata religi Hindu di pura yang indah, lho.

Di belahan Utara Kota Batu ini terdapat Pura Luhur Giri Arjuno yang berdiri di lereng Gunung Arjuna tepatnya di Desa Tulung Rejo, Dusun Junggo, Kecamatan Bumi Aji, Kota Batu, Jawa Timur.

Berbeda dengan pura-pura di Bali yang dikelilingi pemandangan hamparan laut, pura di Kota Batu ini justru memiliki latar pemandangan Gunung Arjuno.

Pemandangan disekitar pura ini sangat indah ditambah udara sejuk segar dan dikelilingi kebun apel serta kebun sayuran yang hijau. Dijamin akan memanjakan mata pengunjung.

Baca Juga: Mau Lihat Koleksi Tenun Ikat dari Berbagai Negara? Yuk ke Museum Tekstil

Pengunjung disini kebanyakan adalah umat Hindu Bali. Namun, tenang saja. Tak hanya umat Hindu saja kok mendatangi Pura ini. Wisatawan dari agama lain pun juga banyak yang berkunjung ditempat ini untuk sekedar berfoto dan melihat aktivitas peribadatan Umat Hindu.

Di lokasi pura juga berdiri Candi Bentar pemisah antara Nista Mandala dan Madya Mandala yang terlihat megah dan istimewa.

Di sebelah kiri dan kanan Candi, patung penjaga berdiri tak kalah gagah. Pepohonan hijau yang tersusun, turut menambah keasrian lingkungan Pura.

Pura Luhur Giri Arjuno ini diusung oleh 80 Kepala Keluarga yang beragama Hindu Dharma. Sebelum Pura ini berdiri, dusun Junggo sudah memiliki Pura Indrajaya dan satu sanggar pemujan.

Baca Juga: Camper Van, Cara Menikmati Bali yang Antimainstream

Hari Raya Galungan dan Kuningan dilaksanakan di Pura Indrajaya, sementara Hari Raya Nyepi, Siwaratri, dan Saraswati dilaksanakan di Pura Luhur Giri Arjuno.

Di lokasi berdirinya sekarang, di dekat Pura Luhur Giri Arjuno juga berdiri padepokan Pelinggih Hyang Sarip yang berada tepat di depan Pura.

Warga Hindu disana menjaga tradisi, bahwa sebelum memasuki area Pura, setiap yang masuk, diharuskan untuk meminta ijin terlebih dahulu di Pelinggih tersebut.

Menurut informasi, saat pendirian Pura dulu sempat terjadi sedikit konflik antara kaum muda dan kaum tua.

Kaum muda menghendaki pembangunan Pura di sisi Utara dekat Jembatan Krecek dan di pertengahan perkebunan Tegal Sari atas pertimbangan jarak tempuh warga menuju Pura.

Sementara kaum sesepuh menghendaki lokasi di atas Kampung Tegal Sari, di sekitar Pedepokan Hyang Sarip.

Baca Juga:

Akhirnya warga mengambil jalan tengah dengan cara memilih tanah lokasi berdasarkan arahan orang pintar atau paranormal yang ada di Bali.

Sejak itu, dikirimlah ketiga contoh tanah ke Bali. Dan akhirnya, tanah di sekitar padepokan Hyang Sarip terpilih sebagai lokasi.

Pemilihan lokasi ini didasarkan pada energi positif yang dipancarkan oleh tanah tersebut.

Selain itu, warga Hindu setempat percaya di lokasi itu terkubur Candi Pawon, bekas peninggalan prajurit Majapahit, yang sampai sekarang masih misterius keberadaannya.

Nah, perlu diingat, bagi pengunjung yang bukan pemeluk agama Hindu juga diijinkan jika ingin melihat-lihat sekeliling pura. Namun ada baiknya diperhatikan, tempat ini adalah tempat peribadahan. Jangan sampai pengunjung tidak menghormati umat Hindu yang sedang beribadah.

Juga sebaiknya, saat merencanakan berkunjung ke Pura Luhur Giri Arjuno hendaknya melakukan izin dan memperhatikan larangan yang disampaikan penjaga pura.(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait