URstyle

Mengenal Herd Immunity yang Banyak Tuai Perdebatan

Itha Prabandhani, Kamis, 9 April 2020 19.33 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Herd Immunity yang Banyak Tuai Perdebatan
Image: istimewa

Jakarta - Di tengah merebaknya persebaran infeksi COVID-19, muncul berbagai teori sebagai upaya untuk mengatasi kondisi ini. Salah satunya adalah herd immunity.

Negara Belanda dan Inggris pernah akan menerapkan cara ini, meskipun akhirnya urung dilaksanakan karena banyak mengundang perdebatan.

Apa sih yang dimaksud dengan herd immunity dan seberapa efektifkah cara tersebut untuk mencegah penularan? Yuk, kita simak penjelasannya, guys.

Apa itu Herd Immunity?

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), herd immunity atau juga dikenal dengan community immunity adalah situasi di mana sebagian besar dari masyarakat kebal terhadap suatu penyakit karena telah mendapatkan vaksin atau telah terjangkit sebelumnya, sehingga dapat menekan angka penularan antarmanusia.

Dengan kata lain, jika di dalam komunitas makin banyak orang yang kebal terhadap suatu penyakit, makin sulit bagi penyakit tersebut untuk menyebar karena tidak banyak orang yang dapat terinfeksi.

Diperlukan Vaksin

Konsep herd immunity mewajibkan adanya jumlah besar orang dalam satu komunitas yang kebal terhadap penyakit tersebut. Menurut para ahli, sekitar 60-80% dari komunitas harus kebal untuk dapat berhasil menekan persebaran penyakit.

Kekebalan tubuh bisa diperoleh dari vaksin dan juga bisa didapatkan secara alami dari orang-orang yang sudah terinfeksi dan berhasil sembuh.

Hal inilah yang mengundang perdebatan mengingat hingga saat ini vaksin untuk COVID-19 belum ditemukan. Selain itu, opsi untuk mengondisikan sebagian besar orang terinfeksi dan diharapkan dapat sembuh dan memiliki antibodi alami, adalah cara yang sangat berisiko.

Risikonya Tinggi

Menurut beberapa pihak, pembentukan herd immunity secara alami dengan membiarkan banyak orang terinfeksi COVID-19 di Indonesia, bukanlah cara yang bijak.

Bagi suatu negara dengan penduduk lebih dari 260 juta jiwa, dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk mencapai herd immunity. Selain itu, dengan sistem ini, artinya puluhan hingga ratusan juta orang akan terinfeksi dan menghadapi risiko kematian akibat COVID-19. 

Belum lagi, tidak sedikit jumlah orang di Indonesia yang rentan terhadap infeksi virus corona, misalnya lansia atau orang dengan penyakit penyerta, seperti penyakit paru atau diabetes.

Hal-hal itulah yang menyebabkan konsep herd immunity tidak bisa diharapkan untuk mengatasi pandemi COVID-19, sebelum ditemukannya vaksin untuk virus corona.

Cara terbaik yang bisa diterapkan saat ini adalah memutuskan rantai penularan, yaitu dengan melakukan berbagai upaya pencegahan. Terus terapkan physical distancing, rajin cuci tangan, jaga daya tahan tubuh, “di rumah aja”.

Lakukan isolasi mandiri bila kamu mengalami demam dan batuk yang disertai dengan sesak nafas, terutama bila dalam 2 minggu terakhir kamu berada di daerah zona merah persebaran COVID-19. Setelah itu, hubungi dokter guna mendapatkan arahan lebih lanjut.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait