URtainment

Mengenal 'Kami', Influencer Virtual Down Syndrome Pertama di Dunia

Shelly Lisdya, Rabu, 25 Mei 2022 13.47 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal 'Kami', Influencer Virtual Down Syndrome Pertama di Dunia
Image: Kami mungkin terlihat seperti orang sungguhan, tetapi dia sebenarnya adalah animasi grafis komputer yang terbuat dari piksel. (Instagram/itskamiisworld)

Jakarta - Belakangan semakin marak dengan adanya influencer virtual, namun Kami merupakan influencer pertama di dunia dengan down syndrome.

Kami mungkin terlihat seperti orang sungguhan, tetapi dia sebenarnya adalah animasi grafis komputer yang terbuat dari piksel, yang hanya ada di layar.

Mengutip dari Daily Mail, Rabu (25/5/2022), Kami merupakan nama panggilan dari Kamilah, berarti kesempurnaan dalam bahasa Arab.

Kami digambarkan sebagai pengguna media sosial muda - yang memiliki senyum cerah dan rambut ungu panjang - diciptakan sebagai cara untuk melawan persona internet 'sempurna' dan kurangnya orang-orang terkenal yang memiliki disabilitas.

Dia diciptakan oleh Down Syndrome International (DSi), agensi kreatif Forsman & Bodenfors (F&B), dan agensi model digital global The Diigitals.

Mereka bekerja sama untuk membuat influencer virtual karena mereka mengatakan 'dunia digital bukanlah ruang yang inklusif.'

Ketiga perusahaan tersebut ingin memberi penyandang disabilitas seseorang untuk berhubungan, karena mereka mengatakan hampir semua influencer terlihat 'dikuratori, disaring, dan pikselnya sempurna.'

"Meskipun menjadi masyarakat yang lebih terhubung, dunia digital belum sepenuhnya merangkul keragaman," kata kelompok tersebut.

1653460843-Kami-Influencer-Virtual.jpgSumber: Kami mungkin terlihat seperti orang sungguhan, tetapi dia sebenarnya adalah animasi grafis komputer yang terbuat dari piksel. (Instagram/itskamiisworld)

"Avatar yang memungkinkan kita untuk memilih wajah dan tubuh yang "ideal" menyebabkan kurangnya representasi dan berkurangnya visibilitas penyandang disabilitas," lamnjut mereka.

"Dengan sengaja memberikan sindrom Down kepada seseorang yang secara universal dikenal sebagai "sempurna" di bidang sosial, Kami akan menjadi representasi yang kuat bahwa down syndrome bukanlah cacat, atau kesalahan, dan bahwa dia tidak perlu diperbaiki," lanjut mereka.

Agar Kami menjadi representasi yang benar-benar otentik dari wanita sejati dengan down syndrome, panel lebih dari 100 sukarelawan wanita muda dengan down syndrome di seluruh jaringan global DSi dikonsultasikan untuk berkolaborasi dalam kreasinya sebagai model virtual - bertindak sebagai wajah, fisik, gerak tubuh, suara, dan kepribadian yang akan Kami wujudkan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait