URstyle

Mengenal Rambu Solo, Tradisi Masyarakat Toraja untuk Pemakaman Jenazah

Shelly Lisdya, Jumat, 18 Desember 2020 20.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Rambu Solo, Tradisi Masyarakat Toraja untuk Pemakaman Jenazah
Image: Rambu Solo, tradisi masyarakat Toraja. (Pinterest)

Jakarta - Indonesia memang dikenal akan keberagaman budaya, etnis, agama maupun linguistik. Ada beberapa budaya di Indonesia yang dinilai cukup unik.

Seperti misalnya, Rambu Solo yang merupakan upacara pemakaman dalam masyarakat Toraja. Upacara ini bertujuan untuk menghormati dan mengantarkan jiwa almarhum ke alam arwah atau yang dikenal dengan Puya di tempat peristirahatan terakhir. 

Untuk waktu yang digunakan dalam menyiapkan Rambu Solo pun cukup memakan waktu lama, bahkan persiapan pun bisa dilakukan selama beberapa pekan, bulan hingga tahunan loh Urbanreaders. Hal ini bertujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan uang untuk menutupi biaya ritual.

Rambu Solo biasanya akan digelar pada sore hari dan membutuhkan waktu hingga tiga hari. Sedangkan untuk kalangan bangsawan, bisa memakan waktu hingga sepekan.

Untuk makam sendiri, biasanya dibuat di atas tebing atau di dalam goa. Masyarakat Toraja percaya, semakin tinggi pemakaman, maka akan cepat sampai di peristirahatan terakhir. 

Masyarakat Toraja juga menyebut tradisi ini sebagai penyempurnaan kematian. Mereka yang telah meninggal tidak akan dinyatakan meninggal dunia srbelum keluarga mereka menggelar Rambu Solo. 

Bahkan, mereka yang telah meninggal pun akan dibaringkan di kasur layaknya orang sakit. Keluarga pun tetap akan mengasuh mereka, seperti memandikan, memberi makan hingga mengajak bicara. Kemudian dalam masa penantian, jenazah disimpan di bawah tongkonan.

Sedangkan untuk ritual, ada beberapa langkah, seperti membungkus jenazah, menempelkan ornamen benang emas dan perak pada peti mati, menguburkan jenazah hingga pengusulan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.

Tak hanya itu, upacara ini pun juga ada pertunjukannya, yakni lomba kerbau. Kemudian, kerbau akan dikorbankan dalam perlombaan sebelum disembelih.  

Kerbau kemudian disembelih dengan cara disayat di leher dengan satu ayunan. Sekadar diketahui, kerbau yang digunakan dalam ritual ini adalah kerbau albino bernama Tedong Bonga yang harganya berkisar antara Rp 10 hingga ratusan juta rupiah.

Selain itu, ada juga pementasan musik dan beberapa tarian Toraja. Toraja sendiri merupakan suku yang menetap di tenggara pulau Sulawesi Selatan, Indonesia.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait