URstyle

Mengenal Transfusi Plasma Darah, Alternatif Pengobatan COVID-19

Itha Prabandhani, Rabu, 22 April 2020 19.48 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Transfusi Plasma Darah, Alternatif Pengobatan COVID-19
Image: Plasma darah. (Freepik)

Jakarta - Baru-baru ini sejumlah negara seperti Perancis, Amerika Serikat, Jepang, dan Iran, melakukan uji coba untuk menangani pasien COVID-19 dengan cara transfusi plasma darah. Cara ini konon pernah dilakukan juga untuk mengobati SARS dan Ebola.

Plasma darah adalah komponen dari darah yang berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah. Pengobatan dengan transfusi plasma darah akan dilakukan dengan cara mengambil darah dari pasien COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh.

Dengan demikian, plasma darah tersebut telah mengandung antibodi. Plasma darah kemudian disuntikkan pada pasien dengan harapan antibodinya akan bisa membantu memerangi virus tersebut.

Di Amerika sendiri, percobaan ini telah dimulai dan melibatkan sekitar 1,500 rumah sakit. Para pasien yang telah sembuh, diminta untuk berpartisipasi mendonorkan darahnya demi membantu pasien lain yang masih menderita sakit.

Namun, guna melanjutkan prosesnya, para peneliti tengah mengurus ijin dari pemerintah dan pihak terkait, untuk memastikan pasien terlindungi.

Sementara itu, di Indonesia, percobaan pengobatan dengan transfusi plasma darah akan dimotori oleh PT Bio Farma (Persero). Kepada awak media, Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan rencana ini masih dalam tahap pengembangan vaksin di laboratorium dan belum masuk tahap uji coba klinis.

1587559522-plasma-darah2.jpg

"Nantinya jika upaya penanganan ini dapat menghasilkan titik terang bagi penyembuhan pasien COVID-19, maka PT Bio Farma akan menerapkannya di seluruh rumah sakit rujukan COVID-19 di Indonesia," ungkap Honesti Basyir.

Terapi plasma darah sendiri telah dilakukan pada tahun 1918, saat terjadi pandemi Flu Spanyol. Para penderita yang telah sembuh dari penyakit itu akan memiliki antibodi di dalam tubuhnya yang dapat mendeteksi dan melawan virus, apabila virus menjangkiti mereka lagi.

Dengan menyuntikkan plasma darah kepada pasien atau orang yang berisiko terjangkit, secara otomatis sistem kekebalan tubuh mereka akan meningkat.

Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait terapi plasma darah ini. Meskipun telah berhasil pada beberapa orang, perlu kajian lebih dalam apakah hasilnya akan sama ketika diterapkan pada jumlah pasien yang besar.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait