URtainment

Menjaga Warisan Budaya Wayang dari Bubur Kertas yang Kian Langka

Nunung Nasikhah, Sabtu, 31 Agustus 2019 15.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Menjaga Warisan Budaya Wayang dari Bubur Kertas yang Kian Langka
Image: Humas Pemkot Malang

Sepeninggal Hariyono, seorang seniman yang tinggal di Jalan Candi Bima, Kelurahan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, keberadaan miniatur wayang dari bubur kertas kian terpinggirkan.

Kerajinan wayang dari bubur kertas bekas ini telah menjadi ikon Kota Malang. Jika di Bandung terkenal dengan wayang goleknya, maka di Malang ada wayang dari kertas-kertas bekas yang dihancurkan menjadi adonan bubur.

Untungnya ada Nuryadi, seorang seniman yang juga telah sukses mengembangkan seni mengolah gerabah dengan gedebok pisang di Kota Malang yang kini mulai menggiatkan lagi pembuatan wayang bubur kertas ini.

Nuryadi sengaja untuk mengenal budaya kepada masyarakat dan mencintai alam dengan mengembangkan kerajinan wayang bubur kertas ini.

“Saya membuat wayang dari bubur kertas, sehingga bisa melestarikan budaya sekaligus mencintai kekayaan alam,” ungkap pria yang akrab disapa Yadi ini sebagaimana dilansir dari media center Kota Malang.

Malang - Membuat wayang dari bubur kertas ini menjadi harapan baru bagi pecinta seni wayang. Apalagi selepas meninggalnya Hariyono sudah tidak ada lagi pengrajin wayang dari bubur kertas.

Sebenarnya, Nuryadi sudah cukup lama bermain dan berkreasi dengan bubur kertas. Namun secara khusus membuat wayang dari bubur kertas belum terlalu lama dilakukannya.

Yadi menjelaskan, meski terkesan sepele, membuat wayang dengan bahan baku bubur kertas mempunyai kerumitan dan kesulitan tingkat tinggi. Membuat kerajinan wayang dari bubur kertas ini ada pakemnya tersendiri. Berbeda dengan dengan membuat bentuk-bentuk lain yang bisa dilakukan sesuai keinginan hati.

Baca Juga: Cobain Lezatnya 8 Kuliner Sarapan Legendaris Bandung Ini, Enaknya Bikin Semangat!

Membuat wayang bubur dari bubur kertas melibatkan banyak disiplin ilmu mulai dari keterampilan membuat adonan bubur daur, keterampilan memahat, keterampilan melukis, mengenal tokoh secara detail yang akan dibuat hingga keterampilan membuat kostum.

“Setiap tokoh wayang juga memiliki karakter berbeda-beda. Sedikit saja salah melakukan langkah, maka wayang yang dibuat bisa dipastikan tidak akan sesuai harapan,” ujar Yadi.

Menurut guru ekstrakulikuler di SMP Al-Kautsar ini, butuh ketelatenan dan keseriusan tingkat tinggi untuk bisa menciptakan wayang-wayang dari bubur kertas dan benar-benar harus fokus.

“Sepasang wayang bubur kertas membuatuhkan waktu sekitar satu minggu. Jika membuatnya banyak tentu membutuhkan waktu yang lebih lama lagi,” paparnya.

Maka tak heran, butuh waktu yang lama untuk membuat wayang bubur ini. Pasalnya, proses pembuatannya memang tidak bisa sekali jadi. Dimulai dari membuat bubur, membentuk masing-masing bagian tubuh, mengeringkan, merangkai bagian tubuh wayang, memahat wajah, hingga memasang kostum.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait