URtainment

Menulis, Cara Termudah Melepas Stress Lho!

Urbanasia, Senin, 21 Januari 2019 17.57 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Menulis, Cara Termudah Melepas Stress Lho!
Image: Ilustrasi menulis. (Pixabay)

Urban Asia - Semua orang pasti memiliki keluh kesah yang perlu dikeluarkan dan tanpa orang sadari bahwa dengan menulis eskpresif dapat membuat perasaan kita menjadi lebih baik dan tenang. Menulis ekspresif adalah salah satu cara yang mudah dan murah untuk mengurangi stress atau depresi lho!

Jadi, menulis ekspresif merupakan tulisan yang berasal dari isi pikiran maupun perasaan kita yang paling dalam secara pribadi dan emosional tanpa memperhatikan bentuk penulisan seperti ejaan, tata bahasa serta aturan menulis lainnya.

Seperti dikatakan Dr. James Pennebaker, seorang guru besar psikologi University of Texas, Austin mengatakan, Orang yang terlibat dalam laporan menulis ekspresif merasa lebih bahagia dan berkurang dampak negatif daripada sebelum menulis.

Selain itu, orang-orang yang memiliki gejala depresi, kecemasan, dan gangguan kesehatan mental lainnya juga berkurang dalam beberapa minggu dan bulan setelah menulis tentang gejolak emosi.

Menurut Karen Baikie, yaitu seorang psikolog klinis University New South Wales, menulis peristiwa traumatis, penuh stres dan peristiwa emosional dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Dalam studinya, Baikie meminta peserta untuk menulis 3-5 peristiwa yang menegangkan selama 15-20 menit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang menulisnya mengalami peningkatan kesehatan fisik dan mental secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang menulis topik netral.

Ternyata ada juga seorang tokoh besar di Indonesia yang pernah menulis eskpresif sebagai salah satu cara untuk mengurangi stress atau depresi. Beliau adalah bapak B.J. Habibie. Buku Habibie dan Ainun sebenarnya hanyalah tulisan ekspresif yang ditulis oleh bapak B.J. Habibie ketika beliau kehilangan istri tercintanya, ibu Hasri Ainun Besari.

Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian tau... dua minggu setelah ditinggalkan ibu... suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu Ainun... Ainun... Ainun... saya mencari ibu di semua sudut rumah, kata Habibie ketika mengunjungi kantor manajemen Garuda Indonesia di Jakarta pada awal Januari 2012 silam.

Saya tulis itu dalam dua setengah bulan. Setelah dua setengah bulan lalu sudah selesai, kok saya normal. Tidak mendapati depresi setiap hari¦ yah hanya kadang-kadang masih, kata Habibie lagi.

Penulis Fiorence Hadiwana (Mahasiswi London School Of Public Relations)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait