URtech

Microsoft hingga Netflix Kepincut Akuisisi TikTok

Afid Ahman, Selasa, 11 Agustus 2020 08.45 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Microsoft hingga Netflix Kepincut Akuisisi TikTok
Image: Ilustrasi TikTok. (Pixabay)

Jakarta - TikTok sedang jadi incaran perusahaan teknologi terkemuka Amerika Serikat (AS). Mereka berupaya mengakuisisi aplikasi berbagi video milik ByteDance.

Sinyal pertama muncul dari Microsoft pada awal Agustus lalu. Raksasa teknologi besutan Bill Gates ini memastikan niatnya untuk meminang TikTok.

"Microsoft sepenuhnya menghargai pentingnya mengatasi masalah Presiden. Kami berkomitmen untuk mengakuisisi TikTok dengan tunduk pada tinjauan keamanan lengkap dan memberikan manfaat ekonomi yang tepat untuk Amerika Serikat, termasuk Departemen Keuangan Amerika Serikat," kata raksasa teknologi besutan Bill Gates ini dalam pernyataan resminya.

Microsoft berharap dapat menyelesaikan diskusi dengan ByteDance pada 15 September mendatang. Awalnya mereka ingin mengambil alih operasional TikTok di AS, Kanada, Australia dan Selandia Baru. Tapi pada perkembangannya Microsoft ingin menguasai seutuhnya TikTok.

Sinyal kedua datang dari Twitter. Media sosial besutan Jack Dorsey ini dikabarkan sudah melakukan diskusi dengan ByteDance terkait akuisisi TikTok.

Kendati sudah melakukan pembicaraan, sejauh ini belum diketahui hasilnya. Sebab diskusi yang dilakukan masih tahap awal.

Sinyal terakhir datang dari Netflix. Laman CNBC mengabarkan layanan streaming video ini ingin mengambil alih TikTok jika Microsoft gagal.

Penjualan TikTok diperkirakan seharga US$ 30 miliar setara Rp 442 triliun. Jika dilihat dari valuasi pasar, Netflix memiliki US$ 221 miliar (Rp 3.200 triliun), nilai ini jauh lebih kecil dibandingkan valuasi pasar Microsoft yang mencapai US$ 1,6 triliun (Rp 23.500 triliun). Meskipun begitu Netflix dianggap layak mendapatkan kesempatan membeli TikTok.

Kelayakan Netflix mengakuisisi Tik Tok terlihat dari portofolio perusahaan yang telah sukses menggaet investor luar untuk mengendalikan perusahaan. Selain itu Netflix tidak masuk ke dalam kelompok yang dipanggil oleh Kongres dalam rapat komite antimonopoli.

Co-Chief Executive Officer Netflix, Reed Hastings, sempat berujar kalau persaingan terbesar perusahaannya adalah video game dan video pendek buatan sendiri.

Hastings bahkan secara khusus menyebut Tik Tok sebagai pesaing baru, khususnya dalam pendapatan dan catatan pemegang saham perusahaan.

Saat ini bisa saja Netflix dianggap sangat sukses, namun bisa menjadi terbelakang karena ada hiburan lain yang lebih relevan dan murah di kalangan masyarakat. Maka bagi Netflix membeli TikTok akan melindungi salah satu ancaman substitusi secara besar-besaran.

Akuisisi TikTok akan membawa Netflix mendapatkan pendapatan dari iklan tanpa merusak produk berlangganannya. Mengingat platform TikTok gratis digunakan sedangkan Netflix berbayar.

Kedua perusahaan dapat berkembang berdampingan. Bahkan bukan tidak mungkin artis TikTok bakal punya serial sendiri di Netflix.

Jadi kira-kira TikTok akan jatuh ke tangan siapa ya?

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait