URtainment

Milenial Merasa Bangkrut Tinggal Bersama Orangtua

Urbanasia, Kamis, 17 Januari 2019 05.08 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Milenial Merasa Bangkrut Tinggal Bersama Orangtua
Image: Generasi muda tidak bisa lepas dari media sosial. (Ilustrasi)

Urban Asia - Buat kamu generasi milenial, kamu termasuk milenial yang betah hidup bersama keluarga di rumah atau lebih memilih tinggal di kosan sih?

Sebenarnya ada alasan lho kenapa kamu lebih sering memilih hidup di rumah atau hidup di luar rumah, seperti mencari kosan-kosan untuk tempat tinggal.

Nah disini ada sebuah laporan survei terbaru nih buat generasi milenial terkait kehidupan di rumah dan di luar rumah.

Dari hasil data survei tersebut, nyatanya hampir sepertiga generasi milenial yang memilih tinggal bersama orangtua mengaku gak bahagia, menganggur, dan bangkrut daripada hidup sendiri.

Malah justru mereka cenderung merasa kalau hidup sendiri atau tinggal dengan teman sekamar lebih bahagia, karena mampu mandiri secara finansial dan bisa menabung.

Survei dari sebuah situs pinjaman mahasiswa, Comet ini ditujukan kepada 1.095 orang milenial, termasuk milenial kelahiran tahunan 1981 hingga 1997 yang tinggal di rumah bersama orang tua mereka.

Hasil survei menunjukan, lebih dari 22 persen dari generasi milenial gak ngerasa senang dengan situasi hidup mereka, sedangkan 28 persen dari mereka sangat puas hidup bersama orangtua.

Sebagai perbandingan, lebih dari setengah (58,8 persen) kaum milenial yang tinggal sendirian atau bersama teman sekamarnya sangat puas dengan situasi mereka, dan hanya 4,2 persen tidak puas.

"Sementara milenial mendapatkan reputasi buruk tinggal bersama orang tua mereka dan menjadi orang mati, saya pikir data menunjukkan sedikit cerita yang berbeda," kata Manajer Proyek Comet, Claire Cole.

"Ini lebih karena kebutuhan atau memikirkan gambaran besar daripada," Aku tidak ingin menjadi dewasa nyata jadi aku akan tinggal bersama ayah dan ibu," tambahnya.

Cole mengatakan kepada DailyMail, bahwa milenial sering dihadapi oleh tantangan unik, misal seperti menanggung biaya kuliah.

Sehingga faktor-faktor itu kadang-kadang memaksa mereka untuk melakukan kehidupan normal, biarpun mereka merasa gak senang dengan pilihan itu.

Namun, faktanya memang kaum milenial yang tinggal bersama orangtua mereka mengaku gak bahagia. Alasannya karena aturan hidup bersama orang-orang di rumah.

Bahkan, milenial yang memutuskan untuk kabur dari rumah dan memilih tinggal dikosan, merasa sangat puas dengan keputusannya karena bisa lebih mandiri dibandingkan tinggal di rumah.

Beberapa 69,7 persen dari mereka yang tinggal sendirian atau dengan teman sekamar melaporkan, merasa 'sangat' puas dengan kemandirian mereka, dibandingkan dengan mereka (27,5 persen) yang tinggal di rumah.

Selain itu, hanya 2 persen dari mereka yang pindah dari rumah merasa gak puas dengan kemandirian mereka, dibandingkan dengan 27,3 dari mereka yang masih hidup dengan ayah dan ibu.

Tinggal di rumah memang menawarkan pilihan yang lebih terjangkau untuk pindah. Milenial yang memilih untuk tinggal sendiri di luar rumah, cenderung bersikap lebih baik secara finansial.

Sementara alasan berpenghasilan rendah atau menganggur bisa dijadikan faktor kenapa mereka memilih menetap di rumah bersama keluarga.

Tiga perempat (75,7 persen) dari kaum milenial yang pindah dari rumah orang tua mereka memiliki pekerjaan penuh waktu, dibandingkan dengan 54 persen dari mereka yang tinggal bersama ayah dan ibu.

Mereka yang hidup mandiri juga cenderung menghasilkan lebih banyak uang dalam setahun, jika dibandingkan dengan milenial lain yang tinggal di rumah.

Di sisi lain, milenial yang tinggal di rumah mengatakan mereka sama sekali tidak puas dengan karier mereka.

Milenial yang memutuskan untuk pindah dari rumah orangtua bakal memiliki pengeluaran lebih besar, karena mereka akan dipaksa untuk membayar uang sewa tempat tinggal.

Sehingga, mereka cenderung memiliki lebih banyak tabungan dan memegang uang sisa sampai akhir bulan datang.

Dalam hal hutang saja perbedaan kedua milenial ini nampak berbeda. Menjadi milenial rumahan bukan berarti mudah untuk melunasi hutang.

Hal itu juga berdampak pada cara mereka berpacaran. Sebanyak 31 persen dari mereka yang tinggal di rumah mengaku sama sekali gak puas dengan kehidupan romantis mereka.

Sedangkan 11 persen milenial luaran, mereka juga gak senang dengan situasi pacaran mereka.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait