URnews

Miris, Pengakuan Petugas Medis di Surabaya yang Sering Dicaci Saat Tracing ODP dan OTG

Nivita Saldyni, Senin, 4 Mei 2020 11.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Miris, Pengakuan Petugas Medis di Surabaya yang Sering Dicaci Saat Tracing ODP dan OTG
Image: Ilustrasi/Shutterstock

Surabaya - Bukannya mendapat dukungan dan perlakuan baik, sejumlah petugas medis di Kota Surabaya mengaku lebih sering menerima cacian dan jadi sasaran amarah warga saat melakukan tracing pada orang dalam pemantauan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG) COVID-19.

Fiqqi Fierly, salah satu petugas medis di Puskesmas Krembangan Selatan Surabaya bercerita tentang pengalaman ia dan rekan-rekannya saat melakukan tracing di lapangan.

"Di puskesmas itu kan ada beberapa tim yang diterjunkan. Tim itu punya grup WhatsApp dan ceritanya di grup itu hampir sama semua. Ada yang dimarah-marah dan ada yang dicaci maki," kata Fiqqi di Surabaya, Minggu (3/5/2020) seperti dikutip dari Antara.

Ia mengaku sering kali disebut tak punya kerjaan, bahkan dibilang gila saat menjalankan tugas untuk tracing. Namun demi misi kemanusiaan, Fiqqi mengaku tetap menjalankan tugasnya.

Menurutnya yang paling sulit adalah saat menelusuri OTG. Sebab mereka yang OTG sering kali merasa sehat dan tak merasa gejala klinis apapun.

"Paling sulit itu ketika ada OTG dan tidak sadar bahwa dirinya sakit, sehingga dia menolak untuk diisolasi dan diobati. Mereka selalu bilang saya ini sehat, kenapa harus diobati. Yang seperti ini yang sangat butuh perjuangan. Luar biasalah pokoknya," pungkasnya.

Tak sedikit mereka yang terpapar virus corona seringkali dianggap aib oleh masyarakat. Padahal menurutnya menjadi pasien COVID-19 bukanlah aib, malah butuh dukungan dari orang sekitar.

"Ini wabah yang harus kita hadapi bersama, makanya saya selalu miris ketika melihat masih banyak yang tidak pakai masker dan tidak jaga jarak," imbuh Fiqqi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan banyak cerita dari tim surveilans atau petugas tracing di lapangan yang membuat sedih. Ada yang ditolak, dicaci maki, bahkan tak sedikit yang diusir.

"Banyak ceritanya begitu. Makanya petugas medis itu harus sabar, karena si ODP ini banyak yang belum menyadari bahwa mereka itu sakit," kata Feny.

Untuk itu, Feny berpesan kepada Urbanreaders untuk mau bergotong royong bersama memutus mata rantai penyebaran COVID-19. 

Hal ini bisa kita mulai dengan menumbuhkan kesadaran, bersikap kooperatif kepada para petugas medis, dan bersedia menjalankan anjuran dokter dan menerapkan protokol kesehatan yang telah ditentukan.

Ia berharap ke depannya tak ada lagi stigma buruk yang melekat pada petugas medis, apalagi pasien COVID-19. Sebaliknya, ia meminta agar masyarakat mau memberi dukungan untuk sesama, khususnya para tim medis.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait