URsport

Mosi Tak Percaya untuk Presiden Barcelona

Rezki Maulana, Sabtu, 19 September 2020 10.40 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mosi Tak Percaya untuk Presiden Barcelona
Image: Twitter @totalbarca

Barcelona - Barcelona benar-benar lagi kacau. Kini muncul mosi tak percaya kepada Presiden Los Cules Josep Maria Bartomeu yang membuatnya dituntut mundur. Duh!

Barcelona memang hancur lebur prestasinya musim ini, setelah tak meraih satu pun trofi dan diwarnai dua kali pergantian pelatih. Bahkan, Quique Setien akhirnya dipecat karena tak memenuhi ekspektasi.

Kekalahan 2-8 dari Bayern Munich di Liga Champions memuncaki segala carut-marut tim musim ini. Di pertengahan musim, Barcelona diganggu isu lain seputar penyelewengan kekuasaan oleh Bartomeu sebagai presiden klub.

Bartomeu dituding menyewa buzzer untuk menjaga citra baik klub, meski sebenarnya bobrok di dalam. Hal itu ditandai dengan mundurnya sejumlah petinggi Barcelona belum lama ini. Selain itu ada juga perpecahan di dalam tubuh tim ketika Eric Abidal yang masih menjaga direktur olahraga klub saat itu bertengkar dengan Lionel Messi.

Ditambah lagi Messi sempat ingin hengkang beberapa waktu lalu karena tak tahan dengan sikap Bartomeu di Barcelona.

Nah, kekacauan yang ditimbulkan Bartomeu makin menjadi-jadi saja bulan ini. Marca melansir bahwa ada upaya untuk mengumpulkan tanda tangan sebagai bukti Mosi Tak Percaya kepada Bartomeu.

Sejauh ini sekitar lebih dari 7.500 tanda tangan sudah dikumpulkan. Butuh sekitar 15 persen atau 16.500 tanda tangan dari daftar pemilih di dalam anggota klub untuk melengserkan Bartomeu.

Tanda tangan itu nantinya dikumpulkan dan diberikan kepada dewan direksi serta Bartomeu. Batas waktu pengumpulan tanda tangan sudah berakhir 17 September kemarin.

Gerakan ini bernama Mes que una Mocio' yang juga didukung para rival Bartomeu dalam pemilihan presiden mendatang. Ada Vicor Font, Jordi Farre, dan Lluis Fernandes-Ala di dalamnya.

Akankah Bartomeu segera lengser keprabon?


witter @totalbarca

 

--

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait