URtainment

Nagita Jadi Ikon PON Papua 2021, Netizen hingga Aktivis Beri Kritik

Shelly Lisdya, Kamis, 3 Juni 2021 11.03 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Nagita Jadi Ikon PON Papua 2021, Netizen hingga Aktivis Beri Kritik
Image: Nagita Slavina saat mengenakan pakaian Papua. (YouTube Rans Entertainment)

Jakarta - Terpilihnya Nagita Slavina menjadi ikon PON XX Papua untuk mempromosikan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua menuai beragam komentar. Dalam hal ini, netizen menyoroti dan mengkritik penampilan Nagita Slavina yang tampak mengenakan tiga jenis busana adat Papua yang telah dimodifikasi. 

Beberapa kritikan tersebut mengkhawatirkan apabila penampilan Nagita dalam berbusana adat Papua tanpa adanya pemahaman serta penghayatan terhadap budaya Papua, sehingga terkesan hanya sekedar pencitraan yang bisa berujung pada eksploitasi budaya.

Salah satunya adalah akun Twitter @gyozagonza yang menilai, sudah tidak ada lagi perempuan Papua yang akan mempromosikan budaya asli mereka.

"Karena tidak ada lagi perempuan Papua Barat untuk mewakili budaya mereka sendiri. Apropriasi (kesadaran terhadap budaya) tuh bukan cantik ya," cuitnya dalam berbahasa Inggris, yang dikutip Urbanasia, Kamis (3/6/2021).

"Dan berhenti membuat alasan untuk perempuan ini. dia bisa saja menolak ketika mengetahui dia bukan orang Papua. Berhenti membuat alasan untuk bukan Orang Asli Papua (OAP), dia dewasa kan, dia bisa saja menolak," tambah akun @gyozagonza.

Ia juga kecewa lantaran tidak menunjuk orang asli Papua langsung untuk kampanye ini. Menurutnya, cantik tidak identik dengan kulit putih. 

"Bikin alasan terus untuk non-OAP, meskipun mereka memiliki lebih banyak privilege dari ko. Heran kenapa standar kecantikan masih kulit putih atau rambut lurus dll. Masa non-OAP mewakili orang pribumi di tanah pribumi? Make it make sense," imbuhnya.

Hingga kini, cuitan tersebut mendapat ratusan retweet dan ribuan likes. Bahkan, aktivis HAM, Veronica Koman ikut menyuarakan.

Veronica menyebut, kritikan bukan mengarah Nagita Slavina tidak boleh menjadi duta PON XX Papua, melainkan mempersoalkan apropriasi.

"Kritiknya ini sepertinya bukan Nagita ga boleh jadi Duta PON, tapi soal apropriasi budaya Papua. Sebagai Duta PON ya Nagita pake aja baju sporty, atau apa kek. Sedang ada operasi militer di Papua, tapol (tahanan politik) juga makin banyak; makin nggak pantes sembarang pake budaya Papua," balas @Veronicakoman.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait