URnews

36 Anak di Surabaya Positif COVID-19, Ada yang Tertular Orang Tua

Nivita Saldyni, Kamis, 24 Juni 2021 18.22 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
36 Anak di Surabaya Positif COVID-19, Ada yang Tertular Orang Tua
Image: Anak anak (Pixabay/Leo_Fontes)

Surabaya - Peningkatan jumlah kasus COVID-19 juga terjadi di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bahkan mencatat dari 319 kasus aktif yang ada pada Selasa (22/6/2021), 36 anak diantaranya adalah anak usia 0-18 tahun.

"Untuk kasus aktif COVID-19 pada anak, antara usia 0-18 tahun tertanggal 22 Juni 2021 ada 36 kasus," kata Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara, Kamis (24/6/2021).

Baca Juga : Waspada! 31 RT di Surabaya Masuk Zona Merah COVID-19

Jumlah tersebut, kata Febri, terdiri dari dua kasus pada anak usia 0-2 tahun, 12 kasus pada usia 3-6 tahun, delapan kasus pada usia 7-12 tahun, satu kasus pada usia 13-15 tahun, dan 13 kasus pada usia 16-18 tahun. Bahkan, rata-rata kasus aktif yang ditemukan pada anak-anak ini tanpa gejala guys. Mirisnya, Febri mengungkapkan bahwa rata-rata kasus aktif pada anak usia 0 hingga 12, tertular dari orang tua mereka.

"Rata-rata kalau anak-anak, khususnya usia 0-12, mohon maaf dari orang tua. Mungkin dari keluar atau pulang kerja tidak langsung membersihkan diri tapi menyapa anaknya. Ini berdasarkan hasil tracing dari rekan-rekan Dinkes di lapangan," jelasnya.

Sementara untuk anak usia 13-18 tahun, kebanyakan terpapar karena kurang sadar akan protokol kesehatan. Untuk itu, Febri mengajak seluruh warga Surabaya terutama para orang tua untuk disiplin protokol kesehatan. Sebab, meski usia masih muda, ternyata anak-anak juga cukup rentan terpapar COVID-19. 

Baca Juga : Ambulans Penuh, Pemprov DKI Pakai Truk untuk Angkut Jenazah COVID-19

"Anak-anak muda ini perlu nantinya diantisipasi kesadaran protokol kesehatan. Meskipun masih muda, sangat rentan sekali penularan," ungkapnya.

Sementara itu hingga saat ini kasus aktif COVID-19 pada anak di Surabaya bersifat dinamis. Febri mengungkapkan bahwa pihaknya menduga, peningkatan dapat dipengaruhi dari pola hidup masyarakat. Sehingga ketika terjadi lonjakan kasus, otomatis berpengaruh pula pada anak-anak.

"Kami berharap dengan disiplin protokol kesehatan, 5M diterapkan secara disiplin, maka kita bisa menekan angka COVID-19 di Kota Surabaya. KAMI juga di Pemkot sedang memaksimalkan vaksin untuk warga, masyarakat umum," tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait