5 Fakta soal Elon Musk Bakal Tutup Tesla

Jakarta - Elon Musk, CEO Tesla, mengatakan perusahaannya akan tutup, apabila kendaraannya digunakan untuk memata-matai negara lain, termasuk Cina.
Sementara Cina adalah pasar terbesar Tesla setelah AS dan menyumbang sekitar seperempat dari penjualan global perusahaan pada tahun 2020.
Berikut fakta-fakta menarik mobil Tesla di pasar Cina yang telah dirangkum Urbanasia dari berbagai sumber, Selasa (23/3/2021):
1. Janji Tak Bocorkan Data
Sumber: CEO Tesla, Elok Musk. (Pinterest/insider)
Orang terkaya di dunia itu berjanji tak akan membocorkan data yang dihimpun dari kendaraan listrik buatannya kepada pihak pemerintah Cina, Amerika Serikat (AS), atau negara mana pun.
"Efek negatif bagi perusahaan itu akan sangat besar. buruk. Ada dorongan yang sangat kuat bagi kami untuk sangat merahasiakan informasi apa pun," ujarnya dalam Forum Pembangunan Cina (CDF) yang digelar melalui saluran video, Sabtu (20/3/2021).
"Jika Tesla menggunakan mobil untuk memata-matai di Cina atau di mana pun, kami akan ditutup," tegasnya.
2. Tepis Tuduhan Mobil Tesla
Sumber: Sumber: Teslarati.com
Elon Musk menepis tudingan jika mobilnya digunakan untuk memata-matai negara lain. Tudingan tersebut lantaran adanya kamera yang digunakan mobil yang menggunakan kecerdasan artificial (AI).
Tesla sendiri terpasang kamera dan sensor ultrasonik yang dapat mengekspos lokasi target. Tesla sendiri banyak menggunakan kamera di mobilnya yang digunakan untuk parkir dan fungsi autopilotnya.
Kamera sudah digunakan oleh pabrik guna memantau pengemudi dalam uji coba mengemudi sendiri, dan jejak inilah yang tampaknya menimbulkan kekhawatiran di Cina.
3. Pemerintah Cina Larang Tesla Masuk Militer
Sumber: Cybertruck/tesla.com
Pemerintah Cina membatasi penggunaan kendaraan Tesla untuk staf militer dan karyawan perusahaan milik negara.
Hal ini karena kekhawatiran apabila data yang dikumpulkan mobil dapat menjadi sumber kebocoran keamanan nasional.
Pejabat Cina khawatir mobil tersebut dapat membagikan data untuk dikirim kembali ke AS.
4. Pertemuan Cina dan Diplomat AS
Sumber: Elon Musk (FREDERIC J. BROWN/AFP via Getty Images)
Untuk pertama kalinya setelah masa kepemimpinan Donald Trump, pertemuan bilateral antara Cina dan AS di Alaska pada 18 Maret 2021 kemarin. Namun, ternyata kedua negara tersebut malah bersitegang.
Ada beberapa topik yang dibicarakan pada pertemuan itu, salah satunya adalah pembahasan mobil Tesla.
5. Curiga Dampak Hubungan Cina-Amerika Serikat
Sumber: Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pembicaraan bersama CEO SpaceX dan Tesla Elon Musk untuk berinvestasi di Indonesia. (USNews)
Elon Musk pun menilai adanya kecurigaan terkait hubungan Washington dan Beijing yang memanas beberapa tahun terakhir. Faktanya, retorika yang meningkat antara dua negara adidaya ekonomi super itu mungkin telah memukul balik perusahaan mobil listrik Elon Musk.