Ada ASN yang Huni Rusun di Surabaya, Eri Cahyadi: Harus Dikeluarkan!

Surabaya - Belum lama rumah susun (rusun) di Kota Surabaya jadi sorotan. Pasalnya banyak anggota dewan melaporkan adanya temuan penyimpangan penghuni rusun, salah satunya ada ASN yang menjadi penghungi.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi angkat bicara. Ia mengatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah melakukan pendataan ulang dan memperbaiki manajemen hingga menciptakan aplikasi untuk mendata seluruh penghuni rusun di Surabaya.
Eri mengaku dirinya telah meminta jajarannya untuk melakukan pengecekan dan pendataan ulang penghuni rusun se-Kota Surabaya sejak jauh-jauh hari. Bahkan sejak Januari 2022, jajaran Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya sudah melakukan pendataan dan verifikasi para penghuni di 20 rusun yang dikelola Pemkot Surabaya.
“Ternyata hasil pengecekannya ada ASN-nya yang menghuni rusun, ya harus dikeluarkan lah. Wong ASN itu bukan MBR kok masuk ke situ. Saya sebenarnya yang memerintahkan pengecekan itu,” kata Eri di Surabaya, Selasa (8/2/2022).
Lebih lanjut, Eri mengungkapkan ada 87 ASN yang menjadi penghuni rusun. Dari jumlah tersebut, 65 ASN aktif dan 22 lainnya merupakan pensiunan. Untuk itu ia meminta para ASN yang masih menghuni rusun segera pindah.
“Kami beri waktu sebulan untuk pindahan. Jadi, tidak langsung kami suruh untuk pindah karena mungkin dia tidak punya tempat,” ungkapnya.
Eri menegaskan bahwa rusun diperuntukkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Menurutnya, MBR adalah mereka yang belum mempunyai pekerjaan atau penghasilan dari pekerjaannya itu tak bisa menggerakkan ekonomi keluarganya atau hanya cukup untuk makan dan mungkin juga untuk sekolah anaknya.
“Nah, kalau ada MBR tapi nyicil mobil, nyicil sepeda motor, kira-kira itu masuk MBR apa tidak? Nah, seperti ini yang harus kita atur," kata Eri.
"Akhirnya setelah dicek, ternyata betul ada ASN dan ada yang sudah memiliki mobil tapi tidak keluar-keluar dari rusun tersebut. Jadi, inilah waktunya kita untuk melakukan pengecekan dan penataan ulang,” tegasnya.
Pemkot Bakal Buat Aplikasi E-Rusun
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya Irvan Wahyudradjad mengatakan pihaknya akan melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki manajemen pengelolaannya hingga pendataan penghuni rusun. Salah satunya dengan menciptakan aplikasi e-rusun yang akan terkoneksi dengan data Dinsos SIM MBR dan juga data Dispendukcapil.
"Melalui aplikasi ini akan diketahui mana penghuni yang masuk ke MBR dan mana yang tidak," katanya.
“Dalam aplikasi ini juga akan ada data piutang atau tunggakan penghuni yang belum bayar sewa. Bahkan kami juga siapkan pembayaran digital atau e-payment untuk memudahkan para penghuni membayar biaya sewa tiap bulannya, sehingga bisa dilakukan dimana pun dan kapan pun,” jelasnya lebih lanjut.
Irvan juga mengatakan pihaknya tengah mengkaji pengelolaan rusun itu dengan sistem BULD dan saat ini Perda dan Perwali-nya masih dikaji. Termasuk kemungkinan adanya area komersial untuk menunjang pemeliharaan rusun tersebut, sehingga pemeliharaan yang cukup besar hingga mencapai Rp 15 miliar pertahun, bisa dikompensasikan dengan area komersial dan UMKM di rusun itu.
“Jadi, manajemen rusun ke depannya akan kita buat seperti apartemen profesional, meskipun tetap ada subsidinya. Melalui berbagai upaya ini, kami berharap pengelolaan dan manajemen rusun di Surabaya ke depannya akan lebih baik dan penghuninya sesuai dengan peruntukannya, yakni MBR,” pungkasnya.