URnews

Eh, Beberapa Nama Jalan di Kota Surabaya Akan Diubah, Apa Aja Ya?

Nivita Saldyni, Selasa, 19 November 2019 16.45 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Eh, Beberapa Nama Jalan di Kota Surabaya Akan Diubah, Apa Aja Ya?
Image: Instagram @dishubsurabaya

Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah mengajukan permohonan perubahan nama jalan sejak Juli 2019 lalu. Namun, DPRD Surabaya baru saja membahas usulan tersebut bulan November.

Pemkot Surabaya mengusulkan penamaan tiga jalan baru dan sembilan nama jalan lama yang akan diubah menjadi nama-nama para pahlawan.

Untuk membahas hal ini, badan musyawarah telah meminta komisi D untuk membentuk pansus perubahan nama-nama jalan itu.

Meski pansus belum memulai rapat perdana, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya sudah mengundang untuk konsultasi awal.

Baca Juga: Bunga Tabebuya Telat Mekar di Surabaya Akibat Cuaca Tak Menentu

”Di pertemuan itu sudah ada sejumlah usulan supaya draft Pemkot diubah. Terutama yang menyangkut nama KH Wahab Hasbullah,” kata anggota komisi D, Ibnu Shobir.

Nama KH Abdul Wahab Hasbullah yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo sebagai pahlawan nasional 7 November lalu, kabarnya akan diabadikan di Jalan Singapore.

Sehingga, Shobir meminta Pemkot merevisi usulan tersebut. Menurutnya, Jalan Singapore terlalu pendek untuk tokoh sekaliber KH Wahab Hasbullah.

”Cuma 500 meter kok pakai nama pendiri NU. Karena itu, kami usulkan diperpanjang sampai 5 kilometer hingga Gelora Bung Tomo,” katanya kepada wartawan.

Baca Juga: Melihat Fitur Aplikasi Jelajah Kota Surabaya Garapan Diskominfo Surabaya

Selain KH Wahab Hasbullah, Jalan Jawar juga diusulkan untuk diubah. Namun karena di kanan-kiri jalan sudah banyak warga yang tinggal, akan banyak pula yang terdampak.

Alhasil warga terdampak pun merasa keberatan. Bukan tanpa sebab, pasalnya jika nama jalan berubah, akibatnya identitas dan alamat warga ikut berubah.

Mulai dari kartu tanda penduduk (KTP), SIM, STNK, BPKB, perizinan usaha, perbankan, hingga plakat alamat rumah pun harus segera diganti jika perubahan ini terlaksana.

Di sisi lain, Shobir menegaskan bahwa warga terdampak perubahan nama jalan tersebut pasti diundang dalam rapat pembahasan oleh panitia khusus.

Dia memaklumi apabila ada protes yang diajukan warga. Karena hal serupa juga sudah dialami saat komisi D bertugas sebagai pansus perubahan nama Jalan Gunungsari dan Dinoyo tahun lalu.

Baca Juga: Melihat Usaha Pemkot Surabaya Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2021

”Wajar, semua pasti tak mau repot. Tapi, setelah ada penjelasan, akhirnya warga mau menerima,” katanya menceritakan kasus di Jalan Gunungsari dan Dinoyo.

Menurut Shobir, selain Jalan Singapore, perubahan nama di Jalan Bung Tomo di Ngagel dan Jalan Raya Menganti berpotensi diprotes warga.

Untuk perubahan nama Jalan Bung Tomo di Ngagel dikeluhkan para pemerhati sejarah karena nama itu disematkan sebagai protes saat pemerintah pusat tidak segera menetapkan Bung Tomo sebagai nama pahlawan pada awal 2000-an.

Sedangkan, Jalan Raya Menganti yang memanjang dari Babatan hingga Wiyung berdampak pada ratusan bangunan. Ada banyak rumah dan toko milik warga, jadi tak heran jika ada warga yang menolak.

”Pro-kontra itu akan dibahas di pansus. Kami targetkan tahun ini rampung,” kata Shobir.

Baca Juga: Resmi Jadi Kampung Heritage, Ini Kisah Sejarah di Balik Kampung Lawang Seketeng

Berdasarkan Badan Pembentukan Perda DPRD Surabaya, adapun daftar penamaan dan perubahan nama jalan baru yang diajukan adalah sebagai berikut :

Penamaan Jalan Baru:

JLLB (sisi selatan) : Jalan Dr Muhammad Hatta

JLLB (sisi utara) : Jalan Bung Tomo

Jalan baru di timur Darmo Park : Jalan Dr KH Idham Chalid

Perubahan Nama Jalan:

Jalan Singapore dan Jalan Jawar jadi Jalan KH Abdul Wahab Hasbullah

Jalan Menganti jadi Jalan Komjen Pol M. Jasin

5 jalan di Segi Delapan Puncak Permai jadi Jalan Pangeran Antasari, Hasanuddin, dan Cut Nyak Dhien

Jalan Bintang Diponggo jadi Jalan Slamet Riyadi

Jalan Bung Tomo di Ngagel jadi Jalan Kencana.(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait