URnews

Ini Alasan CEO Dennis Muilenburg Dipecat oleh Boeing

Healza Kurnia H, Selasa, 24 Desember 2019 17.55 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ini Alasan CEO Dennis Muilenburg Dipecat oleh Boeing
Image: Ilustrasi pesawat Boeing. (Simple Flying)

San Francisco - Chief Executive Officer (CEO) Boeing Dennis Muilenburg akhirnya harus mundur dari jabatannya dan digantikan oleh Chairman David Calhoun yang dipilih oleh Dewan Direksi Boeing.

Dalam pernyataan resminya seperti dikutip dari Xinhua pada Selasa (24/12/2019), Boeing mengatakan Calhoun akan mengambil alih posisi CEO sekaligus presiden yang baru mulai 13 Januari 2020 mendatang dan dia akan tetap menjadi anggota Dewan Direksi.

Selain itu, anggota Dewan Direksi Lawrence Kellner akan segera diangkat menjadi Chairman Dewan Direksi noneksekutif.

"Perubahan dalam struktur kepemimpinan diperlukan guna mengembalikan kepercayaan diri perusahaan di masa mendatang, karena hal itu membantu memperbaiki hubungan dengan para regulator, pelanggan, serta pemangku kepentingan lainnya," kata perusahaan tersebut.

Baca Juga: Kolaborasi Bareng Porsche, Boeing Siap Bikin Mobil Terbang

Sementara itu, Boeing menunjuk Niel Golightly sebagai wakil presiden senior bidang komunikasi di perusahaan itu, yang akan mulai bekerja pada 1 Januari 2020.

"Golightly (61) akan melapor kepada CEO interim Greg Smith untuk saat ini, dan kemudian kepada Presiden sekaligus CEO David Calhoun mulai 13 Januari," sebut Boeing.

Smith, yang menjabat Chief Financial Officer (CFO), akan menjadi CEO interim Boeing selama periode transisi setelah perombakan struktur kepemimpinan di perusahaan tersebut.

Golightly menggantikan Anne Toulouse, yang sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk pensiun pada awal 2020.

Pengunduran diri Muilenburg ini dilakukan ketika raksasa produsen pesawat terbang itu mengalami kesulitan untuk mendapatkan kembali kepercayaan para regulator, pelanggan dan publik menyusul dua kecelakaan mematikan yang terjadi pada jet penumpang 737 MAX miliknya.

Baca Juga: Boeing 737 Max: Pesawat Paling Laku yang Sahamnya Tengah Menurun

Dua insiden itu pun menewaskan total 346 kru dan penumpang.

Susunan kepemimpinan baru ini akan menakhodai perusahaan dengan komitmen baru untuk sepenuhnya transparan, termasuk komunikasi yang efektif dan proaktif dengan Administrasi Penerbangan Federal (Federal Aviation Administration/FAA), regulator global lainnya dan para pelanggannya.

Pesawat 737 MAX milik Boeing yang laris secara komersial ditangguhkan penerbangannya secara global pada Maret 2019 akibat dua kecelakaan udara mematikan yang terjadi di Indonesia pada Oktober 2018 dan Ethiopia pada awal 2019.

Pengoperasian kembali pesawat 737 MAX ditunda setelah FAA AS pada awal bulan ini mengatakan tidak akan menerbitkan sertifikasi ulang untuk pesawat tersebut hingga 2020 mendatang.

Keputusan itu memupus harapan Boeing untuk kembali mendapatkan izin terbang bagi pesawat itu sebelum akhir tahun ini.(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait