Jelang Pilpres, Tagar Apa yang Lo banget?
Urban Asia - Tagar yang diviralkan menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019 rasa – rasanya bukan sekedar sarana komunikasi doangan. Tagar itu muncul di media sosial bak serangan tinju atau tendangan yang bertubi – tubi. Ada yang terhipnotis dengan menjadi bagian gengs dari tagar yang ada, namun tak sedikit yang coba melawan. Oh ya, lo pada tau gak sih ada berapa tagar yang rame dibahas di media sosial menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019?. Cara jawab yang paling aman, lo bisa sebut, pasti lebih dari 1. Ok lah, itu bener, tapi apa aja?. Nah, sedikitnya para politisi dan pendukung calon presiden yang ada sekarang sedang memainkan 3 tagar yang paling paling menonjol di jagad media sosial. Pertama, ada tagar #2019GantiPresiden yang dinisiasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mulai dari matahari terbit sampai matahari terbenam, mungkin gak akan putus. Kedua, terdapat pendukung Presiden atau incumbent, sebutan buat yang mau nyalon lagi yakni Joko Widodo (Jokowi) dengan tagar #DiaSibukKerja, dan ketiga yang tengah terus berusaha ‘banting tulang’ mendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yakni partai Demokrat dengan tagar #JanganDiam. Dari ketiga tagar ini, mestinya gak sekonyong – konyong membuat kita jadi ikut – ikutan untuk mendukung satu tagar nih. Karena ketiga tagar itu biasanya diikuti sama informasi tentang kelebihan figur yang bakal diusung jadi calon presiden atau menguak kekurangan calon presiden dari kubu lawan. Berarti semua pilihan kembali lagi ke kita ya. Buat memilih itu sebenernya kuncinya sederhana, kalau kata Kuskridho Ambardi, William Liddle dan Saiful Mujani dalam bukunya “Kuasa Rakyat” (2012), ada tiga pendekatan yang menjadi dasar buat pemilih sebelum memilih calon yang didukungnya. Pertama, pendekatan sosiologis, kedua, pendekatan psikologis dan ketiga pendekatan rasional. Untuk pendekatan sosiologis ini terikat dengan kehidupan sehari – hari pemilih dalam melihat calonnya, misalnya kesamaan suku atau agama. Lalu, pendekatan psikologis diartikan penilaian identik dengan preferensi pemilih atau partai id dan pendekatan rasional atau ekonomi politik adalah faktor keuntungan yang dipertimbangkan pemilih ketika memilih seorang calon. Dari ketiga tagar dan calon yang ada tinggal lo cek aja mana yang mempunyai kedekatan dengan sosiologis, psikologis dan rasionalitas lo. Setelah itu menjadi pilihan masing – masing sih, mau ikut mengkampanyekan tagar ini juga atau enggak. Lebih jauh, mungkin kalian pada punya perhitungan atau pertimbangan sendiri harus memilih tokoh yang lain. Silakan aja suarakan di media sosial, tapi inget gak pake bumbu ujaran kebencian, fitnah atau hoaks ya. Terpenting berhentilah buat golput, gunakan hak pilih lo buat Indonesia lebih baik lagi.