Line dan Yahoo Akan Merger, Softbank Siapkan Dana Rp 67 Triliun

Tokyo - Aplikasi Line dan Yahoo akan merger. Guna mewujudkan itu, SoftBank Corporation melalui Z Holdings menyiapkan dana investasi sebesar US$ 4,7 miliar atau setara Rp 67,1 triliun.
Keinginan meleburnya Line dan Yahoo bukan tanpa maksud. President dan Co-CEO Z Holdings, Kentaro Kawabe, mengatakan merger keduanya sebagai upaya melawan ancaman perusahaan teknologi dari Amerika Serikat (AS), seperti Google, Apple Amazon, dan Facebook.
Dengan penggabungan Yahoo dan Line diyakini mampu menciptakan sebuah perusahaan bisnis periklanan online yang mampu menghasilkan pendapatan 2 triliun yen atau setara Rp 267,3 triliun. Sementara hitungan laba operasional sebesar 225 miliar yen atau Rp 30 triliun di tahun 2023.
“Pada tingkat global, kesenjangan kami dengan mereka meningkat selama virus Corona. Tapi di Jepang, layanan kamilah lebih populer,” ujar Kentaro.
Merger Yahoo dan Line diprediksi akan menciptakan sebuah raksasa teknologi. Ditaksir akan ada lebih dari 300 juta pengguna yang tersebar di seluruh layanan, mulai dari pesan singkat, berita online, dan layanan keuangan.
Namun yang patut diketahui penggabungan ini, bikin SoftBank berhak atas 50% saham Line dari Naver Korea Selatan dan akan berganti nama menjadi A Holdings.
Ini sekaligus meningkatkan jumlah kepemilikan saham Line melalui Z Holdings menjadi 65,3%.
Z Holdings sendiri selaku pemilik lisensi Yahoo di Jepang nantinya akan mempekerjakan 5.000 insinyur di bidang AI atau kecerdasan buatan selama 5 tahun jika merger selesai dilakukan.
Merger tersebut turut pula memberikan peluang baru bagi Z Holdings mengembangkan sayap bisnisnya di tiga pasar Asia, di mana layanan Line masih banyak digunakan, yaitu Taiwan, Thailand serta Indonesia.