URnews

Pendatang di Jakarta Meningkat, 50 Persennya Tak Punya Keterampilan

Tim Urbanasia, Rabu, 15 Februari 2023 11.07 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pendatang di Jakarta Meningkat, 50 Persennya Tak Punya Keterampilan
Image: Ilustrasi - Pendatang ke Jakarta. (ANTARA FOTO)

Jakarta - Jumlah pendatang di wilayah DKI Jakarta meningkat secara signifikan dalam tiga tahun terakhir. Namun, kedatangan mereka ke kota megapolitan ini tidak dibarengi dengan keterampilan yang cukup. 

Menurut Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakartaa, Budi Awaluddin, jumlah pendatang yang tidak memiliki keterampilan bahkan mencapai 50 persen dari total yang datang ke Jakarta. 

“Trennya dari beberapa tahun belakangan ini yang datang ke Jakarta itu hampir 75 persen mereka adalah SMA sederajat ke bawah dan hampir 50 persen mereka tidak punya keterampilan,” kata Budi melansir Antara, Rabu (15/2/2023). 

Budi menerangkan, pada tahun 2020 jumlah pendatang di Jakarta  mencapai 113.814 orang. Lalu di 2021, jumlahnya naik hingga 139.740 orang.

Jumlah itu kembali meningkat pada awal 2022, yaitu jumlah pendatang ke Jakarta mencapai 151.752 orang.

Untuk itu, Budi mengaku pihaknya akan memberikan pelatihan kepada para pendatang ini melalui Pusat Pelatihan Kerja Daerah yang tersebar di lima wilayah. 

Nantinya, para pendatang akan diberikan pelatihan terkait tata boga, menjahit, otomotif, hingga elektronik

Diharapkan dengan adanya pemberian pelatihan kepada penduduk baru, dapat mengurangi potensi jumlah kemiskinan di Jakarta.

Budi melanjutkan bahwa akan ada pembinaan kepada pendatang agar tertib administrasi kependudukan.

“Kami ada program kampung sadar administrasi kependudukan yang kami lakukan ke Rukun Warga, memberikan sosialisasi dan layanan jemput bola kepada masyarakat agar mereka tertib administrasi kependudukan,” katanya.

Saat ini, pihaknya juga melakukan pemadanan data untuk mengetahui apakah mereka penduduk KTP DKI, penduduk yang masih di Jakarta, atau sudah meninggal dunia.

“Kami semua sedang bekerja fokus ke dalam data penduduk ekstrem dan penanganannya. Kami sedang melakukan pemadanan data untuk penduduk miskin itu,” katanya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait