URnews

Politikus Belanda Tuntut Indonesia Minta Maaf, Netizen Geram

Rizqi Rajendra, Sabtu, 19 Februari 2022 19.05 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Politikus Belanda Tuntut Indonesia Minta Maaf, Netizen Geram
Image: Politikus Belanda Geert Wilders (Foto: AP)

Jakarta - Politikus Belanda, Geert Wilders menuai kontroversi di media sosial dan membuat netizen Indonesia meradang. Pasalnya, melalui akun Twitter pribadinya, ia menilai permintaan maaf Belanda ke Indonesia tidak pantas.

Sebelumnya, Pemerintah Belanda meminta maaf kepada Indonesia atas kekerasan militer Belanda pada masa Perang Kemerdekaan 1945-1949. Geert Wilders pun mengkritisi permintaan maaf Pemerintah Belanda tersebut.

“Di mana permintaan maaf dari Indonesia atas kekerasan mereka terhadap Belanda?” katanya melalui akun Twitter @geertwilderspvv dikutip Sabtu, (19/2/2022).

Politikus sayap kanan yang anti-Islam tersebut  menganggap Indonesia harus minta maaf karena selama masa perang banyak tentara Belanda yang meregang nyawa. 

Dalam sejarah Indonesia, periode 1947-1949 dikenal sebagai Agresi Militer Belanda 1 dan 2. Sementara, Negeri Kincir Angin tersebut mengenang periode itu sebagai “Periode Bersiap” yang menewaskan banyak serdadu Belanda.

Geert Wilders menganggap Pemerintah Belanda tidak perlu meminta maaf kepada Indonesia, karena itu menurutnya sama saja tidak menghargai pahlawan dan memalsukan sejarah.

“Menghukum tentara Belanda sama saja memalsukan sejarah. Mereka adalah pahlawan. Kita harus berdiri di belakang veteran. Permintaan maaf tidak pantas,” kata Geert Wilders.

Cuitan Geert Wilders membuat netizen Indonesia berang dan menyerbu kolom komentar politikus kontroversial tersebut.

“Kenapa kami harus meminta maaf, kalian lah yang datang ke negara kami dan menjajah kami. Tentu saja leluhur kami harus membela negara kami, bukan sebaliknya,” tulis netizen.

“Sebagai warga negara kolonial, anda seharusnya malu dan merasa bersalah karena telah menjajah negara orang. Tentara kolonial bukanlah pahlawan tapi penindas,” sahut netizen yang lain.

Adapun sebelumnya, permintaan maaf Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte terhadap Indonesia menjadi sorotan usai sebuah studi mengungkap fakta bahwa Belanda melakukan kekerasan secara ekstrem dan sistematis saat masa penjajahan.

Studi yang dilakukan oleh peneliti Belanda dan Indonesia tersebut mengatakan bahwa militer Belanda melakukan kekerasan yang tidak etis kepada Indonesia pada periode 1945-1949. Kekerasan tersebut seperti pembakaran desa-desa, penahanan massal, penyiksaan, dan genosida.

“Hari ini, atas nama pemerintah Belanda, saya menyampaikan permintaan maaf terdalam saya kepada rakyat Indonesia atas kekerasan sistematis dan ekstrem dari pihak Belanda pada periode tersebut,” kata PM Mark Rutte dalam konferensi pers di Brussel  pada Kamis, (17/2/2022).

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait