URnews

Ngulik Tradisi Kamis Kliwon Bulan Suro di Festival Serabi Suro

Nunung Nasikhah, Jumat, 13 September 2019 21.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ngulik Tradisi Kamis Kliwon Bulan Suro di Festival Serabi Suro
Image: Disbudpar Kota Batu

Batu - Setiap Kamis Kliwon bulan Suro atau Muharram, warga Dusun Dadaptulis Dadaprejo, Kota Batu kompak mengadakan Festival Serabi Suro.

Ya, sesuai namanya, dalam festival ini memang menyajikan kue serabi sebagai menu wajib dalam perayaannya. Lalu mengapa harus serabi ya?

Usut punya usut, ternyata bagi warga Dusun Dadaptulis, serabi bukan sekadar kue atau jajanan biasa lho guys. Namun, ada pesan tersendiri yaitu untuk selalu mensyukuri nikmat dan berbagi dengan sesama. Pesan ini berasal dari Kiai Bangsri, pendiri Dusun Dadaptulis.

Festival ini sejatinya untuk menyambut bulan Suro serta mengirim doa kepada leluhur. Salah satu tradisinya yakni diselenggarakan dengan arak-arakan serabi, pembacaan doa dan memakan serabi bersama-sama.

Baca Juga: Festival Multi Etnis Bakal Diadakan di Medan

text

Masing-masing desa memiliki karakter kebudayaan yang berbeda-beda dan setiap desa atau kelurahan memiliki kebudayaan dan seni yang khas untuk diangkat menjadi sebuah festival.

Dari perayaannya sih rasanya seru sekali. Bahkan Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko pun ikut terhanyut dalam festival ini. Khusus untuk tahun ini, tema Festival Serabi Suro 2019 adalah ‘Serabi Seribu Rasa’.

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menyebut bahwa tradisi ini harus terus dilestarikan. Menurutnya festival ini mengangkat ‘Ke-ndesoan’ warga di Dadaprejo.

“Harus diapresiasi serta terus dilakukan karena festival serabi juga bisa dinikmati bukan hanya warga sekitar namun juga wisatawan,” ungkap Dewanti.

Ia berharap dengan hadirnya desa yang memiliki kebudayaan dan kesenian yang khas seperti ini akan mengubah pemikiran wisatawan bahwa Kota Batu bukan hanya dikenal dengan julukan tempat wisata buatan, tetapi juga memiliki wisata kebudayaan yang khas.

Sementara itu, Panitia Pelaksana Festival Serabi Suro 2019, Harmoko menambahkan kirab Tumpeng Serabi Suro diikuti oleh seluruh warga Dadaptulis yang terbagi dalam 24 kelompok yang masing-masing membawa encek berisi Serabi Suro.

Baca Juga: Gulali Jadi Primadona di Festival Oeklam-Oeklam Heritage Nang Kajoetangan

“Dibagikan gratis pas tanggal 12 September hingga Maghrib. Setelah itu ada yang jualan serabi di gubuk-gubuk dengan harga Rp 5 ribu pertangkepnya,” tutur Harmoko.

Festival ini diselenggarakan selama dua hari mulai Kamis (12/9) dengan agenda Kirab Tumpeng Serabi Suro, dilantunkan juga Gending Pujo Mantro, Selamatan serabi, Gebyar seni tari, Wayang kulit dalang bocah dari Karangmloko Dadaprejo hingga Ludruk anak dari Songgoriti.

Kemudian dilanjut Jumat (13/9) dengan agenda Bantengan, Gebyar seni tari, Jaran kepang dan Rampak barong.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait