URstyle

Operasi Mata Katarak Kini Bisa dengan Teknologi Semi-Robotic Surgery

Kintan Lestari, Minggu, 1 Maret 2020 09.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Operasi Mata Katarak Kini Bisa dengan Teknologi Semi-Robotic Surgery
Image: Ilustrasi operasi mata/Pixabay/skeeze

Jakarta - Kasus mata katarak belakangan ini meningkat jumlahnya. Untuk mengatasinya maka operasi diperlukan.

Sayang masih banyak orang yang enggan melakukan operasi karena berbagai faktor, entah karena takut biayanya mahal sampai takut dengan proses operasinya.

Sebelum ini orang melakukan operasi katarak dan retina menggunakan FLACS (Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery), yaitu proses operasi katarak dengan menggunakan laser, tanpa pisau bedah.

Namun tahun ini, Rumah Sakit Mata JEC membawa terobosan baru dalam hal operasi katarak dan retina, yaitu dengan teknologi semi-robotic surgery. Teknologi ini menjadikan JEC sebagai pionir di Indonesia yang mengimplementasikan teknologi semi-robotic surgery pada operasi katarak dan retina.

Baca Juga: Lakukan 7 Hal ini Kalau Kamu Pengen Terhindar dari Penyakit Jantung

Dengan teknologi semi-robotic surgery, para dokter mengandalkan digital microscope untuk mendapatkan tampilan mata secara menyeluruh (top-down). Digital microscope dengan high-quality optics memungkinkan tim medis melihat detail intraocular dengan sangat baik.

Dr. Elvioza, SpM(K); Ketua Retina Service dan Dokter Spesialis Mata Subspesialis Vitreoretina JEC, memaparkan bahwa dengan teknologi semi-robotic surgery pasien akan lebih nyaman.

"Keberadaan digital microscope dengan resolusi yang lebih tinggi, memungkinkan kami mendapatkan tampilan tiga dimensi yang jelas dan lebih nyata dari mata pasien, detail setiap bagian hingga ke jaringan kecil sehingga lebih nyaman, efektif, dan efisien," ujar Dr. Elvioza.

"Dengan tampilan tiga dimensi, dokter dapat menjangkau dengan mudah bagian yang sulit terlihat dan meminimalkan trauma pascaoperasi pada pasien," lanjutnya lagi.

Teknologi ini juga hanya membutuhkan intensitas cahaya yang kecil sehingga pasien yang menjalani operasi tidak merasa silau.

Kasus kebutaan karena trauma pada mata beberapa tahun belakangan juga meningkat jumlahnya. Itu sebabnya selain tekonologi semi-robotic surgery, JEC juga mempelopori dibukanya Ophthalmic Trauma Service, yaitu layanan untuk menangani trauma mata yang menyeluruh, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien, melibatkan tim medis dari berbagai subspesialis.

Baca Juga: Penderita Diabetes Berpotensi Besar Kena Penyakit Jantung, Lho!

"Trauma pada mata dapat mengakibatkan penurunan tajam penglihatan hingga kebutaan yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup dan produktivitas pasien. Hal ini juga akan berdampak tak hanya pada pasien, namun juga ke keluarga pasien. Tim Ophthalmic Trauma Service akan membuat tata laksana penanganan trauma mata," ujar Dr. Yunia Irawati, SpM(K); Ketua Ophthalmic Trauma Service JEC.

“Kerja sama yang baik antara tim medis dengan pasien dan keluarganya, menjadi kunci keberhasilan penanganan trauma mata dan mengembalikan fungsi penglihatan pasien," tutupnya.

Ilustrasi operasi mata/Pixabay/skeeze

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait