URtrending

Pakai Aksesoris Berbau Rasis di NYFW, Kampus Fashion di New York Minta Maaf

Nivita Saldyni, Jumat, 21 Februari 2020 12.06 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pakai Aksesoris Berbau Rasis di NYFW, Kampus Fashion di New York Minta Maaf
Image: Peragaan busana yang berbau rasial oleh salah satu alumni Fashion Institute of Technology di New York Fashion Week. (The New York Times)

New York - Dunia fashion internasional tengah dibuat geger dengan peragaan busana berbau rasial oleh salah satu alumni Fashion Institute of Technology (FIT) di acara New York Fashion Week di Pier59 Studio Manhattan, 7 Februari lalu.

Karya salah satu alumni FIT itu terlihat berjalan di runway dengan telinga dan bibir prostetik besar, serta alis tebal.

Dilansir The Guardian, akibat karya salah satu alumninya yang berbau rasis itu, Presiden FIT Dr Joyce F Brown akhirnya angkat bicara, Rabu (19/2/2020) lalu.

Baca Juga: Cerita 2Madison Avenue, Label Indonesia yang Sukses Melenggang di New York Fashion Week 2020

"Kami meminta maaf kepada mereka yang berpartisipasi dalam pertunjukan, kepada siswa, dan kepada siapa saja yang telah tersinggung dengan apa yang mereka lihat," kata Brown.

Brown mengaku tak ada maksud untuk menyinggung ras mana pun dalam acara itu. Ia pun tengah menyelidiki penggunaan aksesoris yang dipakai model dalam gelaran itu.

"Tidak maksud asli dari desain, penggunaan aksesoris, atau arah kreatif dari pertunjukan itu, yang ditujukan untuk membuat statement tentang ras. Namun sekarang sangat jelas, konsep tersebut telah menyinggung ras," imbuhnya.

Ia pun juga mengakui, pihaknya telah gagal mengenali pernyataan kreatif yang bisa memicu konsekuensi negatif.

"Sayangnya, kami gagal dalam ini untuk mengenali pernyataan kreatif yang bisa memiliki konsekuensi negatif."

Baca Juga: Ada Gambar Jokowi dan Susi Pudjiastuti di New York Fashion Week 2020

Sementara itu, di sisi lain, seorang model Afrika-Amerika bernama Amy Lefevre (25) yang berpartisipasi dalam acara itu memberikan pernyataan lewat The New York Post.

Lafevre mengaku tak nyaman dan sempat menolak mengenakan aksesoris rasis, seperti telinga monyet dan bibir besar.

"Saya berdiri di sana dan nyaris siap untuk mundur, memberi tahu staf bahwa saya sangat tidak nyaman harus mengenakan pakaian ini, dan mereka jelas rasial," kata Lefevre.

Di lain pihak, Jonathan Kyle Farmer selaku Profesor FIT yang juga Ketua MFA Fashion Design itu pun telah meminta maaf langsung kepada Lefevre.

"Bukan maksud kami bahwa gaya acara ditafsirkan sebagai rasis atau membuat orang merasa tidak nyaman, tetapi sekarang saya sepenuhnya memahami mengapa ini terjadi," katanya.

"Saya bertanggung jawab penuh dan berkomitmen untuk belajar dari situasi ini dan mengambil langkah untuk melakukan yang lebih baik. Sekali lagi, saya minta maaf," imbuh Farmer.

Dari kejadian ini, Brown mengaku akan mengambil beberapa langkah untuk mencegah hasil ofensif dari siswa dan alumni.

Salah satu langkah yang akan dilakukan pihaknya adalah dengan menggelar diskusi bersama dewan keragaman sekolah, senat fakultas, karyawan perguruan tinggi, dan Student Government Association.

"Konsekuensinya, kami sebagai pendidik memastikan kami memberi siswa perspektif budaya dan sejarah yang dibutuhkan ketika mereka menyadari visi artistik mereka," kata Brown.

"Kami harus memberi panduan, sehingga mereka mengenali potensi risiko dan konsekuensi yang tidak diinginkan dari kreativitas mereka," tutup Brown.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait