Pakar Ekologi: Indonesia Bisa Kelola Lebih Banyak Sektor Pariwisata Bahari

Jakarta - Bukan lagi rahasia jika Indonesia memiliki banyak potensi bahari yang dapat dikembangkan menjadi pariwisata.
Sementara, payung hukum untuk mengelola pariwisata bahari di Indonesia pun sudah ada, sehingga setiap pemerintah daerah memiliki wewenang untuk mengelola pariwisata bahari secara optimal dan berkelanjutan.
“Berkelanjutan ini menjadi poin penting, karena jangan sampai pengelolaan itu hanya berlangsung hanya 5-30 tahun saja,” ujar pakar ekologi perairan yang juga Dosen Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran (Unpad), Tri Dewi Kusumaningrum Pribadi, dikutip Urbanasia, Kamis (12/8/2021).
Dewi menjelaskan, data Kementerian Kelautan dan Perikanan RI mengungkapkan Indonesia memiliki 99 ribu kilometer garis pantai, 3,257 juta kilometer persegi luas laut, dan 20,87 juta ha luas kawasan konservasi perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil yang berpotensi dikelola menjadi pariwisata bahari.
Belum lagi sejumlah potensi bahari lain, seperti keanekaragaman terumbu karang, kawasan mangrove, hingga keanekaragaman biota laut yang bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata.
Pemerintah sendiri sudah menetapkan 10 destinasi wisata prioritas Indonesia. Dari 10 destinasi tersebut, delapan di antaranya merupakan destinasi pariwisata bahari. Hal ini menunjukkan bahwa sektor bahari Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan wisata.
Lebih lanjut Dewi menjelaskan, pengembangan pariwisata bahari memiliki banyak jenis, antara lain pariwisata berbasis keindahan alam, berbasis budaya/tradisi bahari, berbasis aktivitas seperti selancar dan memancing, hingga berbasis festival-festival bahari.
Kendati sektor pariwisata saat ini lesu akibat pandemi COVID-19, Dewi mengatakan bahwa ada upaya yang bisa dilakukan agar pariwisata bahari mampu bangkit. Salah satunya dengan memanfaatkan kreativitas para generasi milenial.
“Generasi milenial bisa dibongkar untuk memanfaatkan pariwisata menjadi lebih kekinian,” kata Dewi.
Sementara itu, sektor bahari menjadi potensi cukup pesat yang dimiliki Indonesia. Potensi ini bisa dimanfaatkan guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 mendatang.
“Diperkirakan pada 2045 akan terjadi persaingan sumber daya alam. Kita memiliki anugerah sumber daya alam melimpah yang berpotensi membuat Indonesia menjadi negara terdepan,” tandasnya.