URtrending

Pakar Sebut Ekonomi ASN Berpotensi Tergoncang Selama COVID-19

Nunung Nasikhah, Kamis, 16 April 2020 19.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pakar Sebut Ekonomi ASN Berpotensi Tergoncang Selama COVID-19
Image: Ilustrasi - Aparat Sipil Negara (ASN). (Dok. Kemenpan RB)

Malang – Mewabahnya coronavirus disease (COVID-19) tak hanya berdampak pada masyarakat kelas bawah, namun juga kelas menengah.

Pakar ekonomi Universitas Negeri Malang (UM) Dr. Imam Mukhlis, S.E., M.Si. mengatakan, dampak COVID-19 memang tak secara langsung mempengaruhi perekonomian masyarakat kelas menengah dalam jangka pendek. Namun sangat mungkin berpengaruh dalam jangka panjang.

“Saat COVID-19 berlangsung, mereka masih memiliki perlindungan ekonomi dalam bentuk tabungan, walaupun mereka juga banyak yang terjebak pada tagihan kredit-nya,” kata Imam kepada tim Urbanasia melalui pesan Whatsapp, Kamis (16/4/2020).

Imam juga mengatakan, dampak yang dihasilkan juga beragam tergantung jenis pekerjaan. Untuk masyarakat kelas menengah yang bekerja pada sektor swasta akan terganggu pendapatannya saat perusahaannya tidak beroperasi dan ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Meski demikian, Imam juga mengatakan bahwa goncangan krisis saat pandemi juga bisa berdampak pada Aparat Sipil Negara (ASN) yang relatif punya fixed income.

“Manakala gaji dari negara mengalami penurunan ataupun keterlambatan,” tegas Imam yang juga merupakan Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi UM tersebut.

Ia memapaparkan bahwa berdasarkan laporan bank dunia, setidaknya ada 50 hingga 60 juta masyarakat Indonesia yang masuk dalam kategori menengah.

“Banyak ukuran untuk klasifikasi kelompok menengah ini. Di banyak negara, kelompok menengah menjadi pendorong kemajuan ekonomi melalui kegiatan konsumsi, investasi dan produksinya,” terang Imam.

Imam yang juga berprofesi sebagai pengajar di UM tersebut menambahkan, pemerintah perlu mempertahankan tingkat daya beli masyarakat menengah sebagai strategi jangka pendek.

“Artinya mereka masih punya daya beli, akan tetapi stok barang dipastikan harus ada supaya tidak terjadi kelangkaan dan inflasi,” tegasnya.

Sementara dalam jangka panjang, ia menyebut bahwa pemerintah perlu menciptakan ekspektasi yang rasional bagi kelompok menengah sehingga kegiatan ekonomi yang dilakukan dapat berkelanjutan.

“Dalam jangka panjang kelompok ini pun juga rentan terhadap dampak COVID-19 menyangkut kemampuan konsumsi, investasi dan produksi,” jelasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait