URnews

Pandemi Tak Kunjung Usai, Angka Kemiskinan DKI Jakarta Meningkat

Dyta Nabilah, Jumat, 16 Juli 2021 13.29 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pandemi Tak Kunjung Usai, Angka Kemiskinan DKI Jakarta Meningkat
Image: Angka Kemiskinan DKI Jakarta Meningkat Karena Pandemi (Pexels/JordanOpel)

Jakarta - Sudah setahun lamanya masyarakat bertahan di tengah pandemi. Hingga saat ini, pandemi tak kunjung berakhir, memberikan dampak besar pada bidang ekonomi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, angka kemiskinan di wilayah Ibukota kian meningkat.

Padahal, sejak Maret 2017 hingga sebelum pandemi, tingkat kemiskinan di Jakarta sudah menurun. Namun, sekarang melonjak lagi sejak September 2019 ke Maret 2020, dipicu oleh kesulitan akibat COVID-19. 

Jumlah penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2021 bertambah 5,1 ribu menjadi 501,92 ribu orang atau 4,72% dari total penduduk dalam wilayah. Meskipun inflasi di Jakarta masih masuk dalam kategori aman, daya beli masyarakat masih belum normal seperti sebelum pandemi. 

Baca Juga : Ekonomi Jadi Alasan Walkot Malang Tolak Perpanjangan PPKM Darurat

Daya beli yang menurun ini bisa mengakibatkan kesulitan penduduk untuk membeli kebutuhan makanan atau non makanan. Tentunya kesulitan daya beli masih terjadi karena produktivitas masyarakat yang rendah. Apalagi, sumber pendapatan yang masih belum stabil karena pandemi.

Maka dari itu, berdasarkan penelitian BPS DKI Jakarta, bantuan sosial dari pemerintah sangat diperlukan untuk meredam pertumbuhan kemiskinan. Melihat situasi saat ini, ancaman lonjakan kemiskinan kemungkinan bisa terjadi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria pun mengonfirmasi kenyataan yang terjadi. Pandemi memang meningkatkan pengangguran pada masyarakat.

"Ya konsekuensinya jelas pasti karena adanya Covid, dampak peningkatan pengangguran, kemiskinan ada," ungkap Riza kepada wartawan pada Kamis (15/7).

Baca Juga : Kasus Corona Makin Tinggi, Banyak Nakes Pilih Resign

Riza menjelaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta sudah menyiapkan berbagai program untuk mengatasi masalah ini. Namun, ia belum menjelaskan program seperti apa yang akan diluncurkan oleh Pemprov DKI.

"Semua kita akan upayakan dengan mengatasinya dengan program-program yang ada," kata Riza.

Berbeda dengan penduduk yang sedang mencoba berjuang untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga, golongan menengah ke atas justru masih mampu melakukan investasi. Hal ini mencerminkan naiknya ketimpangan pengeluaran penduduk Jakarta di tengah pandemi. 

Terdapat peningkatan transaksi di pasar saham dari 147,5 triliun menjadi 207,9 triliun sampai dengan triwulan I 2021.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait