URtainment

Pasca Nonton Film 'Joker', Muncul Trend Self Diagnosis Gangguan Jiwa

Anita F. Nasution, Sabtu, 19 Oktober 2019 11.45 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pasca Nonton Film 'Joker', Muncul Trend Self Diagnosis Gangguan Jiwa
Image: Instagram @JokerMovie

Jakarta - Sejak penayangan film Joker, banyak anak muda yang menganggap diri mereka mengidap gangguan mental nih.

Apalagi gangguan mental ini timbul bukan karena hasil pemeriksaan profesional, namun hanya dari self diagnosis saja guys.

Well, hal ini memang dengan leluasa bisa terjadi karena adanya internet tempat anak muda mencari tau segala informasi tentang gangguan mental.

Banyak dari kita yang mencoba mengait-ngaitkan gejala-gejala yang dialami dengan penjelasan yang ada di internet dan menyimpulkan sendiri gangguan mental yang dialami. Salah satunya adalah penyakit mental yang dimiliki Joker.

Baca juga: Hal Gila yang Dilakukan Joaquin Phoenix Demi Menjadi 'Joker'

Banyak anak muda sekarang yang menganggap bahwa gangguan mental yang dimiliki Joker adalah sesuatu yang keren.

Padahal, banyak adegan yang ditampilkan ketika Joker merasa tidak nyaman dengan kondisi yang dimiliki loh. Seperti gelisah dan selalu mencoba bertingkah menjadi orang normal lainnya.

So, bagaimana masih bisa dianggap keren ya guys kalau Joker yang mengidap penyakit mental tersebut saja merasa tidak nyaman dengan kondisinya.

Nah, menurut Edo S. Jaya seorang Dosen Fakultas Psikolgi di Universitas Indonesia dikutip dari theconversation.com, Edo menyebutkan bahwa self diagnosis ini sangat berbahaya guys.

Baca juga: Peran Joker Disebut Sebagai Rol yang Berbahaya, Kenapa?

Seperti contoh pasien yang diobatinya, pasian yang terlanjur melakukan self diagnosis terhadap dirinya sampai akhirnya mengalami ketergantungan obat penenang tersebut ternyata hanya mengalami "serangan panik" saja urbanreaders.

Belum lagi sejak mengalami ketergantungan obat penenang tersebut, pasien harus menghabis waktu yang lama untuk proses pengobatan yang memakan waktu 6 sampai 12 bulan, padahal "serangan panik" awal yang dimilikinya bisa disembuhkan dengan terapi psikologis dalam jangka waktu 1 sampai 2 bulan saja.

Bahaya banget kan urbanreaders.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait