URtrending

Pecah Tangis Pegawai Ramayana Depok, Kena PHK Akibat Corona

Anisa Kurniasih, Rabu, 8 April 2020 13.27 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pecah Tangis Pegawai Ramayana Depok, Kena PHK Akibat Corona
Image: istimewa

Jakarta -  Baru-baru ini media sosial diramaikan dengan tersebarnya video tangisan sejumlah pegawai Ramayana Depok, Jawa Barat yang kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Dalam video tersebut, terlihat para pegawai yang didominasi perempuan mengenakan seragam kerudung merah muda, baju abu-abu, dan bawahan hitam menangis sambil berpelukan satu sama lain.

Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @undercover.id, Selasa (7/4/2020).

Baca Juga: Akibat Ledakan Gas, Plaza Ramayana Medan Ditutup Sementara

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 

[Realitas MASYARAKAT] Ramayana Depok PHK karyawan nangis histeris

A post shared by UNDERCOVER.ID (@undercover.id) on

"[Realitas MASYARAKAT] Ramayana Depok PHK karyawan nangis histeris," tulis caption video tersebut.

Mereka menangis dan bermaaf-maafan lantaran perusahaan melakukan PHK kepada mereka.

Seperti diketahui guys, dampak pandemi virus Corona (COVID-19) membuat anjlok penjualan pusat perbelanjaan Ramayana di City Plaza (Ciplaz) Depok. 

Pihak manajemen pun terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 87 orang pegawainya.

M Nukmal Amdar, Store Manager Ramayana Depok Membenarkan soal rencana PHK tersebut. Wewenang soal rencana tersebut ada di manajemen pusat.

"Dalam proses sesuai prosedur. Kita juga secara resmi akan bersurat ke Disnaker," kata dia kepada wartawan.

Proses PHK dilakukan setelah ada arahan dari manajemen. Total karyawan yang bekerja di Ramayana Depok sekitar 300 orang, namun yang di bawah naungan PT Ramayana hanya 87 orang saja.

Dia mengakui rencana PHK ini erat kaitannya dengan dampak virus corona. Karena bisnis yang dilakukan toko selama ini sangat bergantung pada penjualan.

Sejak toko ditutup 6 April, penjualan di Ramayana Depok menurun drastis. Manajemen memutuskan tetap melayani pembelian online, live chat dan aplikasi member, namun tetap tak sebanding dengan ongkos operasional.

"Karena virus ini kita sudah nggak ada harapan lagi. Akhirnya mungkin manajemen sudah memikirkan dengan matang karena tidak mampu lagi menutup biaya," ungkapnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait