Pelican Crossing Akankah Membuat Nyaman para Pejalan Kaki di Pusat Jakarta?

Urban Asia – Ngomongin soal our lovely city ini memang gak ada habisnya ya, mulai dari si permen yang main aplikasi lipsync bisa jadi terkenal sampe abang-abang tattoan yang punya freestyle ngasal ikutan pengen tenar. Jakarta yee the city that you can’t leave behind menjadi sebuah kota yang seru untuk dibahas karena berbagai keunikan disetiap sudut ruangnya. Identik dengan kota metropolitan menjadikan Jakarta paling maju disetiap roda pemerintahannya. Ngomong-ngomong soal pemerintahan DKI Jakarta, how’s they doin so far? Pro kontra pasti! Seperti belakangan ini, pemerintah Jakarta memberikan sedikit perhatiannya nih kepada pejalan kaki, tau JPO atau Jembatan Penyebrangan Orang, kan? JPO ini sangat jarang digunakan deh, kecuali untuk menaiki Transjakarta baru kalian gunain. Kalo enggak naik mah, ya udah nyebrang aja seenak jidat dengan bantuan 5 jari diudara ya kan? Ngaku deh. Menyebrang jalan untuk sebagian orang adalah hal yang biasa, namun tidak jarang nih kegiatan ini menjadi sebuah momok yang mengerikan jika nyebrangnya di jalan yang super lebar, plus mobil yang kenceng-kenceng melewati jalan yang ingin kamu sebrangi. Selain berbahaya untuk diri kamu juga berbahaya untuk orang lain. Tapi, jika kamu malas ini naik JPO beberapa alternatif lain seperti Zebra Cross dan Pelican Crossing. Apa sih Pelican Crossing? Pedestrian Light Control disingkat jadi Pelican adalah fasilitas umum ini adalah salah satu alternatif untuk memudahkan kalian menyebrang jalan. Penggunaannya sendiri sebagai pemberi sinyal agar memberi kesempatan untuk pejalan kaki yang ingin menyebrang, jadi gak perlu lagi tuh dadah-dadah kek Miss Universe. Fasilitas umum ini sih sebenernya kalo kalian realize sudah ada di Jakarta cuma kurang terekspose atau ya karena masyarakatnya sendiri yang gak peduli dengan keberadaannya. Gubernur DKI Jakarta berencana mengganti fasilitas JPO yang ada di bunderan HI menjadi Pelican Crossing. Alasannya sederhana sih karena menjelang Asian Games yang dianggap menghalangi pandangan ke Tugu Selamat Datang. Cara kerjanya simple, para pejalan kaki hanya tinggal menekan satu tombol dan menunggu sampai lampu tanda pejalan kaki menyala, then yaudah nyebrang deh. Minimnya sosialisasi atau pengetahuan bagi berbagai pengendara kendaraan bermotor baik roda dua dan empat masih kurang nih jadi sepertinya jadi PR juga untuk polisi agar menindak tegas jika ada pengendara yang melanggar. Nyaman memang, tapi kalau masih saja serobot sana-sini ya susah semoga kedepannya para penegak lalu lintas kita bisa menggalakkan program Ruang Henti Khusus, jadi para pengendara kendaraan bermotor bisa berhenti pada tempatnya dan tidak menghalangi jalur Pelican Crossing.