URtech

Pemerintah Dituding Menipu Soal PeduliLindungi Terenkripsi

Shinta Galih, Selasa, 15 November 2022 21.15 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pemerintah Dituding Menipu Soal PeduliLindungi Terenkripsi
Image: Aplikasi PeduliLindungi (Foto: Dinkes Kalbar)

Jakarta - Pengiat keamanan cyber dan pendiri Ethical Hacke, Teguh Aprianto, menilai pemerintah telah melakukan pelanggaran hukum karena telah menipu rakyat soal data PeduliLindungi terenkripsi.

"Kominfo dan BSSN: Data di Peduli Lindungi aman karena keamanannya berlapis dan dienkripsi. Sekarang sebanyak 3,2 miliar data pribadi kita semua di PeduliLindungi bocor dan ternyata tidak dienkripsi. Sudahlah tak kompeten, pelanggar hukum dan penipu pula," tulis Teguh di akun Twitternya dikutip Urbanasia, Selasa (15/11/2022). 

Teguh mengungap, dalam Permenkominfo 20 Tahun 2016 disebutkan penyimpanan data pribadi itu harus dalam bentuk terenkripsi. Ternyata dengan bocoranya data PeduliLindungi yang dilakukan Bjorka membuktikan pemerintah telah berbohong, bahkan di depan pengadilan.

"Ketika saya menjadi saksi ahli dari pihak @PBHI_Nasional, @KemenkesRI juga mengatakan hal yg sama, aman dan dienkripsi katanya," ujar Teguh.

Aplikasi PeduliLindungi kini menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan. Tetapi aplikasi strategis itu dikembangkan oleh Telkom dan Kementerian Kominfo serta diawasi oleh BSSN.

"Pemerintah dan BUMN kompak menjadi pelanggar hukum, penjahat dan juga penipu," tegas Teguh.

Sebelumnya diberitakan, Bjorka kembali beraksi dengan menjual 3,2 miliar data yang beasal dari aplikasi PeduliLindungi.

Data tersebut dijajakan di situs Breached.to. Disebutkan kalau data yang Bjorka tawarkan terdiri dari 48 GB data terkompresi, 157 GB data tak terkompresi (uncompressed), dengan total 3.250.144.777 data.

Data berformat CSV itu berupa "Name, Email, NIK (National ID CARD Number), Phone Number, DOB, Device ID, COVID-19 STATUS, Checkin History, Contact Tracing History, Vaccination etc."

Sang hacker memberikan sample data. Ada sejumlah nama public figure di dalamnya.

"The sample data shown also includes data belonging to Johnny G Plate, Luhut Binsar Pandjaitan, and Deddy Corbuzier," tulis Bjorka.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait