URstyle

Penjual Tenun di Desa Sade Dituduh Nipu oleh Bule, Sandiaga Uno Pasang Badan

Griska Laras, Kamis, 22 Desember 2022 14.07 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Penjual Tenun di Desa Sade Dituduh Nipu oleh Bule, Sandiaga Uno Pasang Badan
Image: Pengrajin kain tenun di Desa Sade, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat/Abdul Hakim via Instagraam@bdduull.

Jakarta – Seorang turis asing sekaligus seleb TikTok bernama Davud Akhundzada viral di medsos setelah mengaku ditipu pedagang souvenir di Desa Sade, Lombok Tengah, NTB. 
 
Dalam video, Davud bertanya harga selendang tenun kecil kepada seorang nenek. Dia terkejut karena harga souvenir kecil tersebut Rp 60 ribu, sementara di toko lain harga sarung yang ukurannya lebih besar Rp 75 ribu. 
 
Karena dianggap tidak masuk akal, turis asal Azerbaijan itu pun batal membeli tenun. Namun dia tetap memberikan uang Rp 100 ribu secara cuma-cuma kepada si nenek. 

Meski demikian, Davud merasa bahwa dirinya terkena scam karena harga barang-barang yang dijual di Desa Sade sangat mahal. 
 
“Semuanya sangat mahal di sini. Harga sarung besar Rp 75 ribu, sedangkan ini Rp 60 ribu. Bagaimana mungkin? Ini sangat aneh, penipuan. ” katanya dalam video di TikTok. 
 
Tak hanya itu, Davud juga menyebut Desa Sade sebagai perangkap untuk turis asing dan tidak merekomendasikan wisatawan untuk kembali ke sana. 
 
“Aku benci tempat ini. Aku hanya ingin keluar dari sini. Rekomendasiku jangan kembali lagi ke sini”. 
 
Sandiaga Uno Tegaskan tak Ada Penipuan di Desa Sade
 
Menanggapi video yang viral, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno menegaskan tidak ada penipuan di Desa Sade. Menurutnya apa yang terjadi pada turis adalah kesalahan persepsi dan komunikasi. 
 
“Secara tegas saya sampaikan tidak ada penipuan di Desa Sade, Lombok! Ini hanyalah kesalahan persepsi dan komunikasi,” kata Sandiaga Uno di Instagram, Selasa (20/12/2022). 

Sandi juga mengatakan akan selalu membela para pelaku ekonomi kreatif tanah air demi terciptanya lapangan kerja yang lebih luas lagi. Salah satunya dengan membekali mereka dengan berbagai pelatihan, termasuk kemampuan bahasa Inggris. 
 
“Dari pengalaman ini kami di Kemenparekraf akan semakin gencar melakukan pelatihan dan peningkatan keahlian bagi para pelaku UMKM khususnya kemampuan berbahasa Inggris di seluruh daerah wisata,” ujarnya. 
 
Sementara itu, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sade juga telah memberikan klarifikasi soal penipuan yang dituduhkan turis asing. Ketua Pokdarwis Desa Sade, Sanah, menegaskan bahwa orang-orang di desanya tidak berniat melakukan penipuan. 
 
“Pertama-tama kami ingin meminta maaf kepada seluruh warga Indonesia. Kami ingin menyatakan bahwa Desa Sade tidak seperti yang dituduhkan,” ujar Sanah. 

Kesalahpahaman tersebut, kata Sanah terjadi karena kendala bahasa akibat minimnya kualitas sumber daya manusia. 
 
“Warga di Desa Sade adalah warga tradisional. Pendidikan kami yang kalau kita hitung dari pendidikan di sekolah, kami hanya tamatan SD dan hanya beberapa yang pergi ke SMA,” tuturnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait