URnews

Performa Messi Jelek di Argentina, Salah Siapa?

Urbanasia, Sabtu, 29 Juni 2019 06.03 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Performa Messi Jelek di Argentina, Salah Siapa?
Image: Lionel Messi. (Image: Instagram Lionel Messi)

Urbanasia - Lionel Messi seperti punya dua versi selama kariernya. Ketika dia tampil bagus bersama Barcelona, Messi justru kesulitan di Timnas Argentina dan kerap jadi olok-olok. Memangnya ada apa?

Messi bersama Barcelona bak dewa ketika dia mampu mencatatkan lebih dari 600 gol selama kariernya di sana. Bahkan sudah ada 34 trofi diberikan Messi untuk Los Cules termasuk 10 trofi LaLiga dan empat gelar Liga Champions.

Atas performa hebatnya itu pun, Messi didapuk sebagai pemain terbaik dunia lima kali dan berbagai penghargaan pribadi lainnya. Tapi itu adalah Messi bersama Barcelona, namun ketika berseragam Argentina, tiba-tiba saja dia seperti kehilangan kesaktiannya.

Messi memang jadi pemain paling senior di timnas dengan 133 caps dan membuat 68 gol, paling banyak sepanjang sejarah timnas. Meski demikian, jika bicara soal prestasi, Messi nol bersama Argentina!

(Image: Giri / Grafis Urbanasia Media)

Buktinya pencapaian terbaik Messi hanyalah medali emas Olimpiade 2008. Selain itu Messi pernah tiga kali ke final bareng timnas, yakni Piala Dunia 2014, Copa America 2015 dan 2016, tapi semuanya berujung kegagalan.

Ada apa sih sebenarnya Messi dengan Argentina? Bukannya Tim Tango tak pernah kehabisan pemain terbaik di setiap lini. Tapi itu dulu, namun untuk era Messi, justru para pemain pendukungnya tidak ada yang mumpuni.

Okelah Argentina punya deretan penyerang yahud seperti Gonzalo Higuain, Sergio Aguero, Diego Milito, Carlos Tevez, Mauro Icardi, serta kini Lautaro Martinez.

Tapi, buat apa para penyerang itu jika tak didukung barisan lini tengah yang bagus. Tengok saja komposisi gelandang Argentina saat ini, cuma Angel Di Maria yang punya naluri menyerang dan berskill mumpuni.

Sementara sisanya seperti Giovani Lo Celso, Roberto Pereyra, Rodrigo De Paul, dan Leandro Paredes bukanlah nama top dengan kemampuan luar biasa. Bahkan saat era Juan Roman Riquelme pun, dia kesulitan karena tidak ada pemain yang bisa menemaninya.

Di lini belakang pun lebih parah karena setelah era Javier Zanetti dan Walter Samuel, tidak ada bek yang benar-benar luar biasa. Paling Javier Mascherano yang bisa dibilang lumayan, meski posisi aslinya adalah gelandang bertahan.

Di sektor kiper pun tak kalah buruknya karena mereka tak punya pemain top di sana. Bandingkan saja dengan kiper yang dimiliki Jerman, Brasil, Spanyol, Belgia, Prancis, dan bahkan Inggris, kiper seperti Sergio Romero dan Franco Armani tak bisa dibandingkan.

Masalah lainnya lagi adalah tidak adanya stabilitas di level pelatih. Selama Messi berseragam Argentina sejak 2005, Messi dilatih sembilan orang berbeda dimulai dari Jose Pekerman hingga Lionel Scaloni saat ini.

Bandingkan dengan di Barcelona di mana Messi "hanya" dilatih enam orang. Bahkan Messi hanya gagal meraih trofi bersama Tata Martino.

Ketika timnas Argentina tidak punya pelatih permanen maka gaya bermain akan berubah setiap waktu dan ini tentu akan merepotkan Messi beradaptasi dengan gaya main. Alhasil, Messi pun sulit membawa Argentina bersaing dengan negara-negara top lain yang lebih stabil.

Terakhir penyebab Messi sulit berprestasi bareng Argentina adalah tekanan besar untuknya membawa timnas juara. Fans percaya Messi yang di Barcelona bisa juga menularkan kesuksesan di timnas Argentina. Tapi, pada kenyataannya kegagalan demi kegagalan yang ditemui sehingga membuat Messi kesulitan dan bahkan tertekan. Pensiunnya Messi usai Copa America 2016 jadi bukti rasa frustrasi Messi.

Maka dari itu Copa America 2019 bisa jadi pembuktikan kesekian kalinya untuk Messi, apakah kutukan di timnas masih berlaku atau tidak.(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait