URnews

Perkiraan Pakar, Hampir Seluruh Wilayah Indonesia Terdampak La Nina

Shelly Lisdya, Jumat, 26 November 2021 15.14 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Perkiraan Pakar, Hampir Seluruh Wilayah Indonesia Terdampak La Nina
Image: Ilustrasi awan sebelum hujan. (Freepik)

Jakarta - Menjelang akhir tahun, Indonesia diprediksi akan menghadapi La Nina sehingga akan berdampak bagi bencana banjir dan tanah longsor. Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat harus waspada akan dampak bencana tersebut.

Seperti kita ketahui, La Nina merupakan fenomena peningkatan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian barat, sehingga berdampak terjadi pergerakan massa di kawasan tersebut termasuk Indonesia dan Asia Tenggara dengan membawa banyak uap yang menghasilkan hujan dengan intensitas yang lebih tinggi. 

Pakar Iklim dan Bencana UGM, Emilya Nurjani mengatakan, diperkirakan hampir semua wilayah Indonesia terkena dampak La Nina, namun dengan tingkat risikonya tidak sama. 

Apabila terjadi siklon maka mempunyai potensi dampak hingga wilayah 500 km dari pusat siklon dan karena siklon terbentuk di lautan, dampak langsung memang bagi wilayah pesisir. 

“Wilayah lain yang masih terpengaruh oleh jarak dari pusat siklon juga akan terpengaruh,” katanya dikutip Urbanasia, Jumat (26/11/2021).

Sementara itu, Emilya menjelaskan, dampak yang dirasakan adanya La Nina ini adalah hujan yang cukup tinggi bahkan di beberapa tempat menghasilkan hujan ekstrem di atas 100 mm/hari sehingga dapat menimbulkan beberapa bencana antara lain banjir, longsor yang biasa disebut sebagai bencana Hidrometeorologis.

Meski La Nina merupakan fenomena iklim dengan siklus tahunan per 2, 3, 5, 7 tahunan sekali. Menurutnya, bukan hanya La Nina saja, bila ada siklon, maka potensi curah hujan yang turun di wilayah Indonesia akan tinggi dan berisiko menciptakan bencana. 

“Siklon juga menambah bencana gelombang tinggi di pesisir dan gelombang badai,” ujarnya.

Untuk wilayah-wilayah yang rawan memiliki potensi banjir dan longsor menurutnya seharusnya sudah melakukan mitigasi saat BMKG mulai mengeluarkan prediksi. Setiap ada curah hujan lebat, penduduk sudah harus melakukan evakuasi ke tempat yang aman yang sudah disediakan oleh pemerintah setempat. 

“Perlu ada ronda malam untuk antisipasi banjir dan longsor sehingga cepat diketahui. Tetapi kalau di wilayah tersebut sudah ada alat alarm bencana longsor maka diikuti saja bunyi sirine bencananya,” katanya.

Sementara menanggapi kebijakan pemerintah melalui Kementerian PUPR yang akan mengosongkan ratusan waduk dan bendungan untuk menampung hujan yang datang saat La Nina dengan cara mengurangi volume air, menurutnya tidak begitu efektif sebab kondisi banyak waduk dan bendungan sekarang ini posisi ketinggian airnya sudah di titik terendah kecuali waduk-waduk besar.

“Apalagi yang mau dibuang? Kalau prinsip saya, volume waduk tidak dibuang semua, tetapi dikurangi per kejadian hujan. Jadi, dihitung volume angka aman yang harus dipertahankan. Begitu hujan tinggi maka pintu waduk dibuka dan volume dikurangi sedikit demi sedikit menyesuaikan hujan yang masuk,” pungkasnya.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait