Pertama Kalinya, Indonesia Jadi Tuan Rumah Balap BMX Klasifikasi Hors Class

Banyuwangi - Sebanyak ratusan atlet balap sepeda dari 19 negara di dunia mendatangi Kabupaten Banyuwangi untuk mengikuti International Bicycle Motocross (BMX) Competition belum lama ini.
Agenda internasional ini diikuti 253 pebalap profesional dari Brazil, Inggris, Denmark, Italia, Ekuador, Selandia Baru, Australia, Tiongkok, Latvia, Jepang, Jerman, Ceko, Hongkong, Kanada, dan Chile.
Sejumlah atlet profesional berprestasi dunia, baik perempuan maupun pria, turun berlaga di kompetisi ini.
Di kategori Elite Women, ada pebalap asal Australia Caroline Buchanan yang pernah 5 kali menjadi juara dunia BMX dan MTB. Ada pula Sarah Walker dari New Zealand, peraih Medali Perak Olympic Games 2012, dan juara Asian Games, Amanda Carr.
Di Elite Men, atlet berprestasi dunia juga ikut turun berlaga. Di antaranya, Renato Rezende dari Brazil peraih Medali Emas South American Games 2014 dan Jimmi Therkelsen dari Denmark, juara BMX Race Ljubljana 2019. Tak ketinggalan, atlet andalan Indonesia, Tony Syafrudin dan I Gusti Bagus Saputra.
Baca Juga: 63 Kilometer Jalur Sepeda di Jakarta Siap Diuji Coba, Mana Saja Rutenya?
Selain berkompetisi, mereka juga berburu poin agar bisa lolos Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang. Untuk kategori HC, poin maksimal yang diperoleh pembalap adalah 90. Adapun C1, poin maksimal adalah 60.
"Mata dunia BMX sekarang tertuju ke Banyuwangi. Hasil di Banyuwangi menentukan kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 mendatang," ungkap Ketua PB Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Raja Sapta Oktohari dikutip dari website Pemkab Banyuwangi.
Di samping itu, kompetisi ini juga menjadi sejarah baru bagi dunia balap sepeda di Indonesia. Untuk pertama kalinya, Indonesia menjadi tuan rumah balap BMX klasifikasi Hors Class (HC).
Instagram @banyuwangi_tourism
"Tahun ini, Banyuwangi yang mewakili Indonesia yang ditunjuk UCI (Union Cycliste International/Persatuan Balap Sepeda Dunia) untuk menggelar hors class," imbuh Okto, sapaan akrab Raja Sapta, yang juga menjabat Ketua Komite Olimpiade Indonesia.
Klasifikasi Hors Class sendiri hanya digelar 6 kali per tahun di setiap benua. Banyuwangi terpilih sebagai tuan rumah karena memiliki sirkuit berstandard dunia.
"Saya bangga dengan Banyuwangi. Sekarang banyak daerah berbondong-bondong belajar pengelolaan sirkuit ke Banyuwangi," puji Okto.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas berterima kasih pada PB ISSI yang selama ini telah mensupervisi Banyuwangi hingga memiliki sirkuit kelas internasional.
Komitmen Banyuwangi menggarap BMX, imbuh Anas, merupakan bagian dari mengembangkan sport tourism.
Baca Juga: Serentak di Berbagai Daerah, Liga Komunitas Kick Off Mulai Juli 2019
"Tidak hanya BMX, di sepeda kita juga menggelar International Tour de Banyuwangi Ijen. Kita juga mengembangkan wisata olahraga yang lain seperti surfing, trail run, dan lainnya," terang Anas.
“Dengan pengembangan sport-tourism tersebut, Banyuwangi menargetkan pasar wisata minat khusus (special interest tourism),” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Wawan Yadmadi menyebutkan, kompetisi internasional BMX rutin digelar di Banyuwangi sejak 2016.
Banyuwangi International BMX 2019 sendiri melombakan 27 kelas. Yakni challenge boys (usia 5-6 thn, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16), challenge girls (usia 5-7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16), challenge men, junior men & women, elite men & women, serta master khusus usia lebih dari 30 tahun.(*)