Politisi Pindah Parpol Jelang Pileg, Pemilih Perhatikan Hal Ini!

Urban Asia - Pendaftaran Calon Legislatif (Caleg) sudah dibuka oleh partai politik (Parpol) nih. Sebelum itu, beberapa politisi mulai dari yang kalem sampai pecicilan ternyata sudah pindah Parpol. Beberapa politisi yang pindah parpol diantaranya, Ruhut Sitompul dari Demokrat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), kemudian ada Abraham Lunggana atau Haji Lulung dari PPP ke PAN, dilanjutkan Titiek Soeharto semula Golkar berlanjut ke Bekarya, terus Ahmad Dimyati Natakusumah dari PPP ke PKS, dan Lucky Hakim dari PAN ke NasDem. Mereka yang pindah Parpol di Indonesia ini sering dianggap pragmatis, tidak loyal dan lain – lain. Pendapat ini sebenernya ada yang janggal sih. Keanehannya terlatak di pondasi pendapat tersebut yang menilai Parpol dan pemimpinnya sudah berada di nilai ideal. Ok, bisa ada penilaian, kalau Parpol belum berlangsung ideal, ya dibenahi dong, bukan malah loncat Parpol. Ini sebenernya juga udah dijawab sama Robert Michels yang bilang di dalam partai politik bisa terdapat oligarki atau sekelompok elit yang berkuasa. Nah, Jeffrey A. Winters menambahkan, para oligark ini ialah mereka yang mempunyai modal atau kekuatan kapital untuk mendominasi simpul – simpul kekuasaan dan beroperasi secara sistemik. Jadi dengan kondisi Parpol demikian, rasanya gak fair ya kalau sekonyong – konyong main menghakimi mereka yang pindah partai dengan sebutan kutu loncat. Bisa jadi mereka pindah parpol karena ingin menyalurkan idealismenya yang gak tersampaikan di partai sebelumnya. Tapi kalau ada yang pindah partai untuk membangun satu oligarki baru, bolehlah dicap sebagai kutu loncat, karena tidak ada yang diperjuangkan, kecuali mencari keuntungan. Kaitannya pindah parpol sama nyalon legislatif (Nyaleg) sebenernya macem – macem. Ada yang melihat elektabilitas partai politik tertentu lagi tinggi di mata pemilih. Ada yang menyesuaikan dengan daerah pemilihannya yang ingin digeluti. Kita sebagai pemilih di Pileg 2019 berarti harus lebih teliti nih memperhatikan para Caleg yang mau maju. Misalnya, Caleg itu berangkat dari Parpol yang banyak pelaku korup atau gak. Dan lihat juga rekam jejak Caleg tersebut, pernah tersandung kasus immoral gak, seperti narkoba dan pelecehan. Jadi mulai pantau dari sekarang ya di media, nama – nama mereka yang mulai santer mau nyaleg. Catet juga di 21 – 23 September nanti KPU akan umumkan nama – nama Caleg yang bertarung di 2019.