URstyle

Proses Vaksinasi COVID-19 dalam Tubuh

Eronika Dwi, Kamis, 28 Januari 2021 16.04 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Proses Vaksinasi COVID-19 dalam Tubuh
Image: Jokowi disuntikkan vaksin kedua di halaman Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (27/1/2021). (YouTube Sekretariat Kepresidenan)

Jakarta - Pemberian vaksin dilakukan agar tubuh nantinya dapat membentuk kekebalan (antibodi) yang mampu melawan suatu virus. Begitupun dengan vaksin COVID-19.

Namun, proses ini tidak terjadi dalam semalam, jadi secara teknis kita tidak akan langsung aman setelah divaksinasi.

Termasuk di Indonesia, vaksin virus corona diberikan dalam dua dosis, dengan jangka waktu pemberian terpisah dua hingga empat minggu untuk meningkatkan kadar antibodi dan meningkatkan perlindungan diri.

Mengapa demikian? berikut penjelasannya: 

Proses Vaksinasi

1610613322-Ariel-Noah-vaksin-bandung-pertama.jpgSumber: Ariel Noah Masuk 10 Orang Pertama Penerima Vaksin di Bandung. (Twitter @ridwankamil)

Melansir BBC, Kamis (28/1/2021), hal ini dikarenakan cara kerja yang dimiliki oleh vaksin COVID-19 itu sendiri. Setiap vaksin memiliki hitungannya masing-masing untuk menimbulkan antibodi.

Pada suntikan dosis pertama, sistem kekebalan tubuh baru pertama kali menemukan vaksin dan material asing yang terkandung di dalamnya.

Saat itu, sistem kekebalan tubuh mengaktifkan dua jenis sel darah putih, yakni sel B plasma dan sel T.

Nah, sel B plasma yang fokus membuat antibodi hanya memiliki umur yang pendek, hanya beberapa minggu. Untuk itu dibutuhkan suntikan dosis kedua agar tidak terjadi penurunan secara cepat.

Lalu ada sel T, yang masing-masing dirancang untuk mengidentifikasi patogen tertentu dan membunuhnya.

Di antara sel-sel T itu, ada yang disebut sebagai sel T memori, yang dapat bertahan di dalam tubuh selama beberapa dekade hingga mereka bertemu dengan material yang menjadi targetnya.

Ini yang diharapkan bahwa sel T memori ada kemungkinan bertahan seumur hidup di tubuh seseorang dan membuatnya memiliki kekebalan terhadap infeksi di sepanjang hidupnya.

Sel T memori tidak akan muncul dan dimiliki penerima vaksin hingga mereka mendapat suntikan dosis kedua.

Dosis kedua vaksin diberikan untuk memaparkan kembali molekul antigen pada patogen virus, sehingga memicu sistem kekebalan.

Suntikan kedua ini akan memulai pematangan sel B di dalam tubuh yang melibatkan pemilihan sel belum matang dengan reseptor terbaik untuk mengikat patogen tertentu.

Selanjutnya, sel-sel tersebut akan menuju limpa untuk menyempurnakan perkembangan. Maka, setelah suntikan kedua jumlah sel B akan semakin melimpah di dalam tubuh kita.

Semakin melimpah sel B dalam tubuh, antibodi yang dihasilkan pun akan lebih berkualitas dan mendapatkan sasarannya.

Nantinya, jika tubuh terpapar virus, maka sel B yang ada di dalamnya dapat dengan cepat membelah diri dan memperbanyak diri untuk mengepung virus yang masuk.

Dengan begitu, suntikan dosis kedua memicu respons antibodi yang lebih optimal dan efektif.

Jangan Suntik Dua Dosis Vaksin Sekaligus

1610863828-ilustrasi-vaksin.jpgSumber: Ilustrasi vaksin COVID-19. (AEC Global Indonesia)

Perlu diingat, vaksinasi harus tidak boleh dilakukan dengan dua dosis sekaligus karena pembentukan sistem imun tidak bisa disuntik dua dosis sekaligus. 

Jika dipaksakan penyuntikan dua dosis dalam satu kali vaksinasi, dapat mengakibatkan munculnya efek samping.  

Menurut dokter penyakit menular di Yale Medicine, Amerika Serikat, Onyema Ogbuagu, keseluruhan proses itu biasanya memakan waktu sekitar 28 hingga 30 hari dan selesai setelah mendapatkan suntikan kedua.

Jadi tubuh harus terlindungi sepenuhnya dari COVID-19 dalam waktu sekitar satu bulan. Meskipun kebanyakan orang akan mencapai tingkat kekebalan antara dua minggu hingga satu bulan setelah divaksinasi, namun sebagian kecil tidak.

"Saat Anda mendapatkan vaksin, biasanya ada jeda waktu antara saat mendapatkan vaksin dan saat terlindungi dari virus. Ini waktu yang diperlukan sistem kekebalan tubuh untuk merespons antigen baru (zat asing) dan mengembangkanya ke titik ia dapat tingkatkan ketika melihat infeksi baru," jelas Ogbuagu, yang dikutip dari Huffpost, Kamis (28/1/2021).

Tetap Lakukan Protokol Kesehatan Pencegahan COVID-19 setelah Mendapatkan Vaksinasi

1602831819-masker-LG.jpegSumber: LG PuriCare Wearable Air Purifier memiliki bentuk seperti masker namun dapat membersihkan udara. (LG Electronics)

Mengutip laman Huffpost, durasi dan sifat proses vaksin ini dapat bervariasi tergantung pada individu masing-masing. Maka dapat disimpulkan, meski telah divaksinasi kita harus tetap menjaga diri.

Pasalnya, tidak semua orang dapat merespons vaksin. Meskipun sebagian besar vaksin tampaknya sangat efektif, namun masih ada kemungkinan kecil ada orang yang tidak merespon atau menerimanya.

Selain itu, sistem kekebalan seseorang dalam merespons vaksin pun berbeda-beda, dan tubuh kita juga membutuhkan waktu lebih lama untuk membangun garis pertahanan terhadap virus corona.

Jadi meskipun ada kemungkinan besar kita akan terlindungi dalam waktu satu bulan setelah mendapatkan suntikan, kita semua harus tetap menerapkan tindakan pencegahan COVID, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sampai kasus turun secara dramatis.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait