URtainment

Rachel Vennya Gelar Sayembara Cari Haters, Ini Komentar dr Tirta

Eronika Dwi, Senin, 31 Mei 2021 13.12 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Rachel Vennya Gelar Sayembara Cari Haters, Ini Komentar dr Tirta
Image: Rachel Vennya. (Instagram @rachelvennya)

Jakarta - Baru-baru ini selebgram Rachel Vennya membuat sayembara bagi siapa saja yang bisa memberikan biodata lengkap hatersnya, maka pelapor akan diberikan hadiah sebesar Rp 15 juta.

"Bayar orang lacak ip addres? Mager ah org masih pake akun asli, tinggal bikin sayembara, yok yg kenal Fathin kalo tau biodata lengkap, nama alamat, dll, aku kasi 15 juta buat gofood sekampung," tulis Rachel.

Usut punya usut, apa yang dilakukan Rachel ini bukan pertama kali loh dilakukan publik figur Indonesia.

Beberapa publik figur juga membuat haters kalang kabut dibuatnya, bahkan sampai meminta maaf. Salah satunya dokter Tirta Mandira Hudhi atau dr. Tirta.

Serupa dengan Rachel, dr. Tirta juga menggelar sayembara berhadiah puluhan juta rupiah untuk menemukan orang yang telah menudingnya panen uang dari edukasi COVID-19 saat ia menjadi relawan.

Menanggapi kasus Rachel, dr. Tirta pun menyebut bahwa selagi tidak melakukan kekerasan, sikap yang diambil selebgram 25 tahun itu adalah tepat.

"Selama tidak melakukan kekerasan, aman. Kan niatnya ketemu," ujar dr. Tirta saat dihubungi Urbanasia, Senin (31/5/2021).

Dr. Tirta juga menyoroti pernyataan netizen yang menilai tindakan tersebut terlalu berlebihan lantara menilai memiliki haters dan dikritik adalah risiko seorang publik figur.

"Silakan comment, tapi bedakan dengan hujatan. Bermedsos (media sosial) yang baik," kata dr. Tirta.

Lebih lanjut, beberapa orang juga mengaitkan sikap melakukan sayembara dengan mencari data pribadi si haters dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Sebab, sikap tersebut dinilai bisa masuk UU ITE, yakni pencemaran nama baik.

Dengan tegas, dr. Tirta menyatakan, tidak masalah jika si publik figur melakukan sayembara tersebut hanya untuk diskusi dan silaturahmi guna menyelesaikan masalah.

"Ya kan (misal) saya nggak menyebar data pribadi. Saya meminta bounty dan mencari. Paling nggak data (untuk) ketemu. Public figur nggak akan kena pasal kalo nggak nyebar data pribadi. Sayembara bagi saya boleh, asal tujuannya buat meminta klarifikasi," jelas dr. Tirta.

Namun, dr. Tirta menuturkan, bisa kena pasal jika si publik figur malah mengancam akan membongkar data.

"Tidak boleh sebar data, (karena) melanggar. Tidak boleh persekusi, (karena) melanggar. Niatnya, ketemu agar diskusi dan silaturahmi. Minta klarifikasi, maksud hujatannya apa. Kalo sampe pihak yang buka sayembara mengancam, membongkar data, wah berbalik arah kena pasal dia," pungkas dr. Tirta.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait