URnews

Rektor Sebut Universitas Brawijaya Bersih dari Gerakan Radikal

Nunung Nasikhah, Senin, 26 Agustus 2019 09.17 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Rektor Sebut Universitas Brawijaya Bersih dari Gerakan Radikal
Image: Nunung Nasikhah (Urbanasia)

Malang- Kedatangan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Ryamizard Ryacudu ke Universitas Brawijaya, kemarin (24/8) menyisakan sebuah pertanyaan. Apakah di UB masih tercium bau-bau gerakan radikal?

Seperti yang diketahui khalayak, 2018 lalu, Universitas Brawijaya (UB) masuk dalam pantauan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Dari data BNPT, radikalisme di UB ini banyak menyusup ke mahasiswa dari fakultas eksakta seperti fakultas kedokteran, fakultas MIPA, fakultas pertanian hingga teknik.

Baca Juga: Penting! Kampus Bakal Diwajibkan Terapkan Pendidikan Bela Negara

Menurut data BNPT, UB masuk dalam daftar hitam kampus yang terpapar gerakan radikalisme bersama enam kampus lain seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), dan Universitas Airlangga (Unair).

Menanggapi hal tersebut, Rektor UB, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR., MS. dengan tegas menepis hal tersebut.

RektorUBdanMenhan

Foto: Rektor UB didampingi Wakilo Rektor 3 ngobrol mesra bersama Menhan (Nunung Nasikhah/Urbanasia

“Mana? Nggak ada sudah yang radikal di sini. Udah habis. Udah aman. Kita mantapkan terus. Kita mencegahlah sekarang. Kelas dunia mana ada gitu-gituan (gerakan radikal, red)?” ujarnya sembari tertawa, kemarin (24/8).

Menurutnya, pemberantasan radikalisme di UB telah digempur dengan pendidikan bela Negara yang diberikan kepada setiap mahasiswa baru yang masuk ke kampus.

“Iya kan kita tiap tahun mengundang, tahun kemarin Panglima TNI. Ini agenda rutin mengundang untuk memberikan ceramah pada mahasiswa baru,” jelasnya.

Tak hanya dari kalangan militer, pihak UB juga memberi kuliah dengan mendatangkan tokoh Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk pengarahan soal narkoba.

“Kemudian ada lagi dari Kapolda kemudian ada juga dari Saberpungli untuk pendidikan bebas korupsi begitulah. Rutin,” tegasnya.

Tak berhenti disitu, pendidikan bela Negara kepada mahasiswa ini rencananya juga akan dilimpahkan langsung ke Fakultas. Dengan begitu Dekan bisa leluasa melakukan otonomi terkait penerapan pendidikan bela negara.

Baca Juga: Riyanni Djangkaru Sebut Batu di Instalasi Gabion Bundaran HI adalah Terumbu Karang

“Sekarang dengan adanya MoU dengan Dekan, bapak-bapak Dekan nanti bisa menindaklanjuti sendiri-sendiri. Jadi kalau misalnya mereka ingin mengundang dari Kemenhan untuk ceramah ke fakultasnya, sekarang mereka sudah punya payungnya,” tutur Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UB, Prof. Dr. Drs. Abdul Hakim, M.Si.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait