URtainment

Review 'Avatar: The Way of Water', Penantian 13 Tahun yang Terbayarkan 

Eronika Dwi, Kamis, 15 Desember 2022 09.03 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Review 'Avatar: The Way of Water', Penantian 13 Tahun yang Terbayarkan 
Image: Cuplikan Film 'Avatar: The Way of Water'. (Dok. 21st Century)

Jakarta - Film 'Avatar: The Way of Water' tengah meramaikan bioskop Tanah Air, Urbanreaders. 

Ya, sekuel karya James Cameron itu sudah tayang di bioskop Indonesia sejak Rabu (14/12/2022) kemarin. 

(Mengandung Spoiler)

Berlatar satu dekade setelah peristiwa di film pertama, sekuel ini dibuka dengan Jake Sully (Sam Worthington) dan Neytiri (Zoe Saldana) sudah menikah tengah menantikan kelahiran buah hati mereka. 

Terdapat juga cerita usai perang pada film pertama, yang mana para penjajah dari bangsa langit (manusia) mundur dan kembali ke tempat asal mereka.

Namun, tak semua, terdapat sejumlah bangsa langit yang tetap tinggal untuk membantu ras Na'vi di Pandora. 

Lalu film pun kembali fokus kepada keluarga Sully. Digambarkan saat anak-anak Jake dan Neytiri lahir, yakni Neteyam (Jamie Flatters), Lo'ak (Britain Dalton), Tuktirey (Trinity Bliss) serta Kiri (Sigourney Weaver, kembali ke franchise ini dengan peran baru).

Kiri sendiri sebenarnya bukan anak dari Jake dan Neytiri, melainkan anak Dr. Grace Augustine (Sigourney Weaver) yang hamil tanpa diketahui siapa ayahnya.

Sama seperti film pertama, di 'Avatar: The Way of Water' ini ras Na'vi kembali menghadapi penjajah yang masih berusaha menguasai Pandora. 

Sekuel ini pun kembali membawa villain Stephen Lang sebagai Kolonel Quaritch, yang dihidupkan lagi melalui bentuk Avatar Na'vi, di mana ia bertentangan dengan Jake dan Neytiri.

Suatu ketika, saat anak-anak Jake dan Neytiri sedang bermain, mereka bertemu dengan Kolonel Quaritch serta pasukannya. Neteyam dkk yang disekap oleh pasukan Kolonel Quaritch pun melapor pada Jake dan Neytiri. 

Jake dan Neytiri pun berhasil menyelamatkan anak-anak mereka. Namun, kejadian itu membuat Jake memutuskan untuk mengajak keluarganya meninggalkan hutan Pandora. Jake yang semula menjadi pemimpin pun melepaskan jabatannya tersebut demi melindungi keluarganya. 

Dari situlah penonton diajak menjelajahi area perairan Pandora yang sukses bikin menganga. Keluarga Sully dikisahkan meminta perlindungan pada warga Metkayina. 

Sambil melihat keluarga Sully yang beradaptasi dengan lingkungan baru, penonton disajikan visual yang amat indah seolah kita sedang snorkeling di dalam bioskop. Benar-benar pengalaman sinematik yang luar biasa! 

Dari segi teknis, James Cameron benar-benar nggak main-main. Menyaksikan alam Pandora yang sejak awal memang sudah mengundang decak kagum, dibuat secara detail dan terlihat nyata, terlebih saat momen menyelam ke dalam laut. Indah!

Memasuki satu jam terakhir, ketegangan mulai dihadirkan saat Kolonel Quaritch semakin dekat dengan keluarga Sully yang tengah mengasingkan diri. 

Banyak emosi yang mematik air mata kala berbicara mengenai keluarga, duka, dan amarah pada satu jam terakhir. Bahkan air mata penulis menetes dengan kisah hewan laut yang ada di sana. 

Namun, ada masanya pula jantung berdegup kencang saat berada di klimaks. Action yang disuguhkan sempat berkali-kali membuat penulis terkejut dan penuh rasa cemas. 

Film ini berhasil mengaduk-aduk emosi. Terlebih di momen akhir, saat keluarga Sully harus dihadapi dengan kehilangan, air mata ini pun terus menetes di setiap adegannya. 

Meski ya, sebenarnya narasi di film ini memang sama dengan yang pertama terkait perlawanan menghadapi penjajah, namun tak terlalu diambil pusing. Sebab, visualnya selalu membuat mata berbinar-binar. 

Penantian 13 tahun setelah film pertama (2009) pun terbayarkan. Penulis tak segan memberikan nilai 9,5/10 untuk 'Avatar: The Way of Water'. 

Selain aktor yang telah disebutkan, pendatang baru yang ikut membintangi franchise ini termasuk Kate Winslet, Michelle Yeoh, Cliff Curtis, Joel David Moore, Edie Falco dan Jemaine Clement.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait