URstyle

Ronde Titoni, Kuliner Legenda Khas Malang yang Cocok Dinikmati Saat Hujan

Nunung Nasikhah, Sabtu, 8 Februari 2020 13.15 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ronde Titoni, Kuliner Legenda Khas Malang yang Cocok Dinikmati Saat Hujan
Image: Ronde Titoni. (Nunung Nasikhah/Urbanasia)

Malang – Di musim hujan seperti saat ini memang paling nikmat menyantap makanan yang menghangatkan. Nah, untuk di Malang, salah satu kuliner yang direkomendasikan oleh Urbanasia adalah ronde.

Ronde sendiri merupakan kudapan berkuah yang didalamnya berisi bola-bola dari bahan tepung ketan putih yang telah direbus.

Kuah ronde memiliki rasa khas. Didalamnya ada rasa manis dari gula, rasa jahe, sereh, daun pandan, daun jeruk, cengkeh hingga kayu manis. Sementara butiran ronde lazimnya berisi kacang tanah kupas dengan kombinasi gula merah.

Menurut informasi dari pria yang menyebut dirinya dengan nama Abi Titoni, ronde sendiri merupakan makanan tradisional Cina.

Baca juga: Ini 4 Warung STMJ di Malang, Cocok Hangatkan Badan Saat Hawa Dingin

Nah, di Malang, kudapan ronde yang paling terkenal adalah Ronde Titoni. Tempat makan satu ini tak pernah sepi pengunjung. Apalagi saat musim hujan dengan hawa dingin seperti saat ini.

“Banyak pengunjung dari Jakarta, Bandung, Bali kesini semua. Bahkan ada yang dari Hongkong yang sudah tua-tua juga sering mampir kesini. Ronde punya kita memang spesial dari rasanya,” tutur Abi Titoni yang juga merupakan pemilik Ronde Titoni.

Menurut informasi, Ronde Titoni ini sudah berdiri sejak tahun 1948 atau sudah berusia sekitar 72 tahun. Pria yang berusia 55 tahun ini mengatakan bahwa dirinya merupakan generasi kedua.

text Ronde. (Nunung Nasikhah/Urbanasia)

Kabarnya sih, nama Titoni ini diambil dari nama wilayah tempat ronde ini dijual. Dulunya, saat masih dikelola oleh sang ayah, warung ronde titoni ini berada di depan toko jam Titoni di area Pasar Besar Malang.

Baca juga: 3 Event Jatim di Februari Ini, Ada Festival Lembah Ijen

Ronde Titoni lebih dulu dibesarkan oleh almarhum ayahnya yang dulu berjualan dengan cara memikul dagangan dengan berkeliling. Resep ronde ini didapatkan oleh ayahnya langsung dari China.

“(Resepnya) dari China, dulu orang tua pernah kesana,” tutur Abi Titoni.

Nah, Ronde Titoni ini memang sangat cocok disantap sangat hujan-hujan, guys. Semangkuk wedang ronde ini bisa dinikmati dengan harga Rp 12 ribu.

Warung ronde ini sebenarnya berada di 3 titik. Pertama di Jalan Zainul Arifin, Jalan Tidar dan Jalan Letjen Sutoyo.

Kebetulan tim Urbanasia mengunjungi cabang di Jalan Esberg, Tidar. Tak hanya ronde, warung yang digelar di depan ruko-ruko ini juga menjual angsle, minuman khas Jawa Timur yang menyerupai kolak yang menggunakan kuah santan ditambah daun pandan dan vanili,

Baca juga: 3 Warung Lontong Balap Legendaris di Surabaya, Kamu Wajib Coba!

Angsle ini biasanya berisi kacang hijau, potongan roti, mutiara, ketan putih, kacang tanah goreng, irisan buah kolang-kaling, emping belinjo dan petulo.

Petulo ini menyerupai kue putu mayang yang berbentuk seperti mie, terbuat dari bahan tepung beras, tapioka atau tepung sagu dengan tekstur yang lembut. Untuk harganya juga sama yakni dibanderol Rp 12 ribu per mangkuk.

Selain itu, kalian juga bisa menikmatinya dengan tambahan cakwe dan roti goreng yang dibanderol dengan harga Rp 5 ribu per bijinya.

Jika kalian berminat menikmati kudapan khas Malang satu ini, jangan lupa untuk datang agak sore yakni sekitar pukul 15.00. Warung ini akan terus dibuka hingga habis atau sekitar malam hari sekitar pukul 12 malam hingga pukul 01.00 dini hari.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait