URnews

Saat Menyelam, Lampu KRI Nanggala-402 Menyala dan Isyarat Perang Tempur Masih Terdengar 

Nivita Saldyni Adiibah, Minggu, 25 April 2021 21.37 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Saat Menyelam, Lampu KRI Nanggala-402 Menyala dan Isyarat Perang Tempur Masih Terdengar 
Image: Ilustrasi KRI Nanggala. Sumber: AntaraFOTO/M Risyal Hidayat

Jakarta - Sebelum diumumkan ditemukan pada Minggu (25/4/2021) pagi, muncul beberapa dugaan terkait tenggelamnya kapal selam KRI Nanggal-402 di perairan Bali. Salah satunya, adanya dugaan bahwa kapal tidak blackout atau mati listrik total.

Hal ini disampaikan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021). Ia mengatakan dugaan ini muncul lantaran adanya isyarat perang tempur dan menyelam yang masih terdengar dan lampu yang terlihat masih menyala oleh tim penjejak Komando Pasukan Katak (Kopaska) sebelum kapal menyelam.

"Seperti yang saya sampaikan awal bahwa penjejak dari Kopaska, waktu kapal ini masuk itu lampu masih hidup semua," kata Yudo seperti dikutip Urbanasia pada Minggu (25/4/2021).

"Bahkan isyarat-isyarat perang tempur dan perang menyelam ini masih terdengar dari kapal penjejak Kopaska yang jaraknya 50 meter dari kapal tersebut. Dari itu saya menduga kapal tak blackout," lanjut Yudo menjelaskan.

Sayangnya Yudo tak bisa memberikan kepastian apakah saat tenggelam kapal mengalami blackout atau tidak. Namun ia menjelaskan jika memang kapal blackout, maka cadangan oksigen di KRI Nanggala-402 hanya bisa bertahan tiga hari atau 72 jam.

"Kami tidak bisa lihat apakah kapal blackout atau tidak. Soalnya pas masuk air lampunya masih nyala. Namun demikian kalau saat menyelam ini blackout kemampuannya hanya 72 jam tapi kalau ini kelistrikannya ternyata hidup, itu bisa bertahan lima hari," terangnya.

Seperti yang Urbanasia beritakan sebelumnya, KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang kontak sejak Rabu (24/1/2021) dini hari. Kapal buatan Jerman pada 1982 ini dinyatakan hilang usai melaksanakan latihan penembakan senjata strategis di perairan selat Bali dengan membawa 53 awak kapal.

Setelah 72 jam pencarian, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menaikkan fasenya dari submiss (hilang) menjadi subsunk (tenggelam) pada Sabtu (24/4/2021). Saat itu, Yudo menyebut bahwa kapal terdeteksi berada di kedalaman 850 meter.

Ia pun memastikan kapal tak mengalami ledakan, namun diduga ada retakan besar yang membuat sejumlah barang di dalam kapal ditemukan lebih dulu.

"Retakan, bukan ledakan. Kalau ledakan ambyar semua," kata Yudo.“Kalau ledakan pasti terdengar di sonar,” imbuhnya.

Adapun bukti otentik yang ditemukan itu di antaranya pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, dan di botol oranye pelumas periskop kapal selam, alat salat ABK, dan spons untuk menahan panas pada freshroom.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait