URtrending

Saham Ganja Diprediksi Bakal jadi Rebutan Para Investor

Urbanasia, Senin, 22 Oktober 2018 13.32 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Saham Ganja Diprediksi Bakal jadi Rebutan Para Investor
Image: Sumber: Thebreakarea

Urban Asia - Kanada secara resmi membuka pasar ganja skala nasional pada Rabu (17/10) kemarin. Kanada menjadi negara kedua di dunia setelah Uruguay yang melegalkan ganja.

Namun disamping itu dari segi bisnis, seperti dilaporkan CNN Business, para investor nampaknya ingin memiliki saham ganja.

Hal tersebut menyusul, saham perusahaan ganja Kanada Canopy Growth (CGC), Cronos (CRON), dan Tilray (TLRY) dilaporkan meningkat dari hasil perdagangan di Amerika Serikat dalam seminggu terakhir dan sepanjang tahun ini.

Sedangkan dua saham perusahaan Kanada lainnya, Aurora Cannabis (ACBFF) dan Aphira (APHQF) juga ikut naik.

Kenaikan saham ini memberi spekulasi bahwa perusahaan besar bakal berencana berinventasi didalamnya, contoh ada rumor mengenai pembahasan antara Coca-cola dengan Aurora, dan Marlboro Altria (MO) dengan Aphria.

Rumor itu masuk akal, karena salah satu perusahaan bir dan wine terbesar, Constellation Brands (STZ) sudah sepakat menguasai sebagian saham Canopy sebesar $ 4 miliar atau sekitar Rp 60 miliar.

Bahkan beberapa orang mengira, perusahaan-perusahaan farmasi kemungkinan besar juga ikut berinvestasi ke dalam perusahaan ganja.

CEO Cronos Group Michael Gorenstein ketika di wawancarai Jurnalis CNN, Julia Chatterley tidak mau memberikan komentar soal apakah perusahaannya bakal ikut bermitra dengan perusahaan ganja.

Gorenstein hanya mengatakan bahwa pelegalan ganja di Kanada adalah momen yang menentukan bagi industri dan beharap ada banyak minat untuk melegalisasi ganja di seluruh dunia.

Ini sangat berarti. Itu hanya membuat bola menggelinding. Kami melihat pengaturan peraturan secara global, kata Gorenstein seperti dikutip CNN Global, Rabu (17/10).

Sementara CEO KushCo Holdings (KSHB) Nick Kovacevich selaku pembuat kemasan dan materi pemasaran untuk perusahaan ganja, menjelaskan kepada CNN Business, bahwa terdapat peluang yang signifikan untuk ganja di Amerika Serikat.

"Segala sesuatunya bergerak lebih cepat daripada yang dipikirkan banyak orang," ujar Kovacevich.

Namun Kovacevich mencatat jika Partai Demokrat mampu mengambil alih DPR dalam pemilihan mendatang, maka bakal banyak kemajuan dalam mengubah undang-undang federal tentang ganja.

Disisi lain, sebagian orang melihat pendapat diatas merupakan suatu yang berlebihan.

Misal seperti pendiri Citron Research, Andrew Left yang menyebut ganja tidak akan mampu menghasilkan keuntungan industri seperti yang diharapkan.

"Ada perbedaan besar antara bersemangat tentang ide dan itu dapat diinvestasikan. Ya, akan ada uang yang dibuat dalam ganja. Tapi itu bukan ledakan teknologi. Ini kue yang jauh lebih kecil," ucap Left.

Sependapat dengan Andrew Left, CEO Manajemen Aset Mahoney, Ken Mahoney membandingkan ganja dengan apa yang terjadi dengan saham dot-com pada akhir 1990-an, di mana tidak berakhir manis bagi saham perusahaan.

"Ini gila untuk memilih perusahaan individual yang menjual marijuana. Tetaplah pada perusahaan yang dapat mengambil keuntungan dari tren umum ganja legal tetapi memiliki diversifikasi," tambah Mahoney.

Menurut BBC Indonesia, legalisasi ganja di Kanada sendiri merupakan pemenuhan janji Perdana Menteri Justin Trudeau. Pemerintah federal memperkirakan akan meraup keuntungan $ 400 juta (Rp 4,5 triliun) setahun dari pendapatan pajak atas penjualan ganja.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait