URtech

Satelit Satria untuk Internet Gratis Melesat ke Angkasa pada 2023

Afid Ahman, Jumat, 4 September 2020 09.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Satelit Satria untuk Internet Gratis Melesat ke Angkasa pada 2023
Image: Proyek satelit Satria dimulai dan ditargetkan dapat meluncur ke orbit 2023. (Kominfo)

Jakarta - Kendati harus berhadapan dengan pandemi, proyek Satelit Republik Indonesia (Satria) digeber Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Rencananya satelit untuk internet gratis direncanakan meluncur 2023.

Satelit Satria akan menempati slot orbit 146 derajat bujur timur. Roket Falcon 9 bikinan SpaceX yang akan membawanya ke sana.

Adapun yang membuat satelitnya sendiri Thales Alenia Space. Penggarapannya pun siap dimulai setelah penandatangan Preparatory Work Agreement (PWA) proyek Satria dilakukan pada Kamis (3/9/2020).

“Preparatory Work Agreement ini sekaligus memastikan bahwa pembuatan satelit dapat dilaksanakan tepat waktu pada saat kontrak, sekaligus menandai bahwa perjanjian pembiayaan akan mulai efektif berjalan,” kata Johnny G Plate, Menkominfo.

1599184023-Kominfo2.jpegSumber: Proyek satelit Satria dimulai dan ditargetkan dapat meluncur ke orbit 2023. (Kominfo)

Satria akan dibuat dengan spesifikasi khusus untuk internet atau kerap disebut High Throughput Satellite (HTS). Satelit ini akan punya kapasitas 150 Gbps.

Sebagai pembanding, saat ini Indonesia memanfaatkan 5 satelit nasional dengan kapasitas sekitar 30 Gbps, dan 4 satelit asing yang memiliki kapasitas 20 Gbps.

“Dengan demikian, total kapasitas 9 satelit yang saat ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi kita memiliki kapasitas sekitar 50 Gbps. Jika diperbandingkan, kapasitas Satria tentu jauh lebih besar, atau sekitar 3 kali lipat dari total kapasitas 9 satelit yang saat ini dimanfaatkan di Indonesia,” kata Menkominfo membandingkan.

Proyek Satria akan menghadirkan akses wifi gratis di 150.000 titik layanan publik di berbagai penjuru nusantara. Layanan tersebut akan dapat menghadirkan layanan publik yang prima, dimana setiap titik layanan akan tersedia kapasitas sebesar 1 Mbps.

“150.000 titik tersebut terdiri dari: 93.900 titik sekolah dan pesantren, 47.900 titik kantor desa, kelurahan dan kantor pemerintahan daerah, 3.700 titik fasilitas kesehatan, dan 4.500 titik layanan publik lainnya,” pungkas Menkominfo.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait