Selain Rian Bogor, Ini 4 Pelaku 'Serial Killer' di Indonesia

Jakarta - Polisi menyebut MRI (21), tersangka pembunuh dua gadis itu sebagai psikopat pembunuh biadab seperti dalam film serial killer.
MRI atau dikenal dengan 'Rian Bogor' tega membunuh dua perempuan secara sadis yang dikenalnya melalui media sosial.
Korban pertama ialah remaja putri berusia 17 tahun, Diska Putri yang merupakan warga Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Mayat Diska ditemukan dalam bungkusan plastik hitam di Jalan Raya Cilebut, Sukaresmi, Tanah Sareal, Kota Bogor pada 25 Februari 2021.
Sementara korban kedua adalah Elisia Lisnawati (23) yang mayatnya dibuang di areal perkebunan Gunung Geulis, Pasir Angin, Megamendung, Kabupaten Bogor, Rabu (10/3/2021).
Bahkan, hasil interogasi kepada polisi, Rian mengaku tak jera melakukan pembunuhan yang pertama. Rian pun kembali mencari korban dengan modus mengencani dan menikmati ketika menghabisi nyawa korban yang kedua.
Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, Rian terancam hukuman mati karena melakukan pembunuhan sadis dengan terencana.
Jauh sebelum 'Rian Bogor' berikut deretan kasus serial killer yang sempat menghebohkan Indonesia, yang dihimpun Urbanasia dari berbagai sumber:
1. Ryan Jombang
Siapa yang tak kenal dengan pria dengan sebutan 'Jagal Jombang' ini? Ya, pria yang memiliki nama asli Very Idham Henyansyah ini masuk ke dalam deretan serial killer Indonesia.
Dari pengakuannya hingga saat ini, korban Ryan yang pertama adalah Guruh Setyo Pramono alias Guntur (27) yang dibunuh pada bulan Juli 2007.
Kasus kemudian berlanjut dengan ditemukannya tujuh potongan tubuh manusia di dalam dua tas dan sebuah kantong plastik di dua lokaso dekat Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan pada Sabtu pagi tanggal 12 Juli 2008.
Setelah media memberitakan kasus mutilasi yang dilakukan Ryan, banyak masyarakat yang melaporkan kerabat mereka hilang setelah sebelumnya diketahui bersama Ryan.
Polisi pun akhirnya membongkar bekas kolam ikan di belakang rumah orang tua Ryan di Jombang dan menemukan empat tubuh manusia di dalamnya, sebagian besar sudah tinggal kerangka.
Ryan pun akhirnya mengakui pembunuhan enam orang lainnya dan tubuh mereka ditemukan ditanam di halaman belakang rumah yang sama. Total ada 11 korban yang dibunuh Ryan secara sadis.
2. Siswanto (Robot Gedek)
Kembali mengulang kasus pedofilia yang sempat menghebohkan Indonesia pada tahun 1996 silam. Pelaku tak lain adalah Robot Gedek alias Siswanto.
Robot Gedek diketahui menyodomi para korban terlebih dahulu sebelum akhirnya dibunuh secara keji dengan cara dimutilasi.
Setidaknya total ada 12 korban yang merupakan anak di bawah umur, namun hanya delapan jenazah yang berhasil ditemukan. Robot Gedek mengaku melakukan kelakuan kejinya itu sendirian. Ia tega memotong-motong bagian tangan, kaki, dan kepala anak.
3. Babe Baekuni
Aksi bejat yang menyasar anak-anak juga dilakukan oleh Babe Baekuni yang melancarkan aksinya sejak tahun 1998 dan melakukan pembunuhan cara mutilasi pada tahun 2007.
Karena mengalami masa trauma masa kecil dan ditinggal mati istrinya, pria asal Desa Mranggen RT 16/VI Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini pun menyetubuhi anak jalanan yang telah ia rawat. Apabila korban menolak ajakan seks Babe, tak segan ia membunuh satu persatu dari mereka dengan cara mutilasi.
Ketika diperiksa, Babe mengaku telah membunuh 14 anak laki-laki yang masih di bawah umur. Ia juga mengaku kerap melakukan pelecehan pada anak-anak hingga menyetubuhi mayatnya.
4. Astini
Bukan hanya pria, pelaku pembunuhan keji juga merupakan seorang wanita. Ia adalah Astini Sumiasih.
Astini membunuh tiga penagih hutangnya, antara lain Puji Astutik, Rahayu, dan Sri Astutik lantaran tersinggung saat ditagih hutang. Di hadapan polisi, Astini mengaku tubuh para korban dipotong menjadi sepuluh bagian.
Pada Februari 1996, Puji Astuti mendatangi kediaman Astini di Kampung Malang, Surabaya. Ketika menagih, Puji mengeluarkan kata-kata kasar yang membuat Astini tersinggung dan meraih sepotong besi lalu menghantamkannya ke kepala Puji.
Setelah meregang nyawa, Puji diseret ke dapur dan menutupnya dengan tikar. Pukul 02.00 WIB, korban dimutilasi menjadi 10 bagian, yang kemudian ditebar ke berbagai tempat sampah dan sungai di Surabaya.
Sebelumnya, ternyata Astini telah membunuh dua korban lain, yakni Ibu Sukur atau Rahayu yang mempunyai piutang sebesar Rp 1.250.000 dibunuh Astini pada Agustus 1992.
Kemudian Sri Astutik Wijaya yang dibunuh pada 1 November 1993 juga karena urusan piutang sebesar Rp 250 ribu dan Rp 300 ribu.