Setelah Moskow, PPI akan Adakan Simposium ke-11 di Tianjin

Urban Asia – PPI Dunia menyelenggarakan Simposium Internasional yang ke-10 mulai dari 23 hingga 27 Juli di Moskow, Rusia. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 160 orang delegasi yang berasal dari 41 PPI Negara dan 45 delegasi BEM Universitas di Indonesia. Sedangkan tahun depan sekitar April atau Mei 2019, Simposium akan diadakan di Tianjin, Republik Rakyat Tiongkok. Untuk tema yang diambil dalam acara PPI di Moskow kali ini adalah “Kontribusi Pemuda dalam Strategi Pembangunan Nasional menuju Indonesia Emas 2045”. Koordinator PPI Dunia, Pandu Utama Manggala menjelaskan pengambilan tema tersebut dimaksudkan untuk bertukar gagasan mengenai arah pembangunan masa depan Indonesia. “Artinya menuju 2045 tinggal 27 tahun lagi, dan pada waktunya nanti, kemudi Indonesia akan dipegang oleh para pemimpin muda saat ini. Untuk itu, kita harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya,” kata Pandu dikutip dari Kumparan.com, Selasa (24/7). Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M Wahid Supriyadi berharap dari PPI Dunia ini akan didapatkan pemikiran – pemikiran segar menuju masa depan Indonesia yang lebih baik. "Saya menyambut baik dan mendukung penyelenggaraan Simposium ini dan berharap dari kegiatan ini dapat dihasilkan pemikiran-pemikiran segar dan baru dalam menuju Indonesia Emas tahun 2045," kata Dubes Wahid dikutip dari detikcom, Kamis (26/7). Para pembicara pada Simposium ini diantaranya, Kapolri Jendral. Tito Karnavian, Wakil Ketua MPR Mahyudin, Deputi V Kantor Staf Presiden RI Jaleswari Pramodhawardani, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultural Esthy Reko Astuti, Staf Ahli Menteri Perindustrian Imam Haryono, Ketua Asosiasi Dosen Indonesia Dino Patti Djalal, CEO Selasar Miftah Sabri, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J Rachbini dan lainnya. Materi yang dibawakan pembicara beberapanya terkait akselerasi pembangunan daerah, pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi kreatif dan pariwisata. Para pembicara juga mengemukakan bahwa tahun 2030 Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terkuat ke-5 dunia berdasarkan proyeksi lembaga-lembaga finansial global, yaitu Standard Chartered Bank dan PricewaterhouseCoopers (PwC) dan ke-7 menurut McKinsey Global Institute. PricewaterhouseCoopers (PwC) bahkan memprediksikan tahun 2050 Indonesia akan menjadi negara ekonomi terkuat ke-4 dunia, setelah China, India dan Amerika Serikat. Pada Simposium ke-10 ini dilakukan pemilihan koordinator PPI Dunia periode 2018-2019. Tongkat kepengurusan beralih dari Pandu Utama Manggala kepada Fadjar Mulia dari PPI Thailand. Ketua PERMIRA Jeff Kalengkongan berharap semua mahasiswa di seluruh dunia dapat lebih aktif, bersatu dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa Indonesia.