URnews

Siaran Voli Pantai Wanita Olimpiade 2020 Dinilai Vulgar, Ini Respons KPI

Alwin Jalliyani, Kamis, 5 Agustus 2021 13.09 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Siaran Voli Pantai Wanita Olimpiade 2020 Dinilai Vulgar, Ini Respons KPI
Image: Ilustrasi Voli Pantai Wanita. Pixabay/TaniaVdB)

Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) merespon aduan siaran langsung pertandingan voli putri di Olimpiade Tokyo 2020 yang dinilai vulgar oleh Siti Musabikha. 

Wakil Ketua KPI, Mulyo Hadi Purnomo, menerangkan bahwa pihaknya sedang menindaklanjuti aduan tersebut dengan mencari bukti siaran lebih lanjut.  

"Pencarian bukti berkaitan dengan di jam berapa tayangan itu dilangsungkan, yang kedua apakah siaran ini merupakan siaran live atau taping karena itu yang menjadi salah satu dasar kami mengambil keputusan," ujar Mulyo, saat dihubungi Urbanasia, Kamis (5/8/2021).

Mulyo menambahkan, jika merupakan siaran langsung, maka tayangan tersebut tidak melanggar, sepanjang tidak ada unsur eksploitasi.

"Mereka hanya menyiarkan, tidak mengedit, tidak melakukan tindakan apapun. Kita anggap itu kiriman dari sana (Jepang)," sambungnya.

Menurut Mulyo, Yurisprudensi yang pernah ditetapkan oleh KPI adalah mengikuti bagaimana kelaziman cara berpakaian yang diatur oleh induk organisasi masing-masing cabang olahraga.

"Kita tidak hanya bicara tentang voli pantai, tetapi ada renang, atletik, senam, atau di Jepang ada Sumo juga yang cara berpakaiannya lebih terbuka," terang Mulyo.

Perkiraan Mulyo, waktu penayangan siaran tersebut dinilai sensitif karena biasanya sekitar pukul 5 sore dimanfaatkan stasiun televisi memutar program religi yang tertutup.

"Itu yang mungkin menjadi agak sensitif untuk publik, karena biasanya siaran agama tiba-tiba digantikan sesuatu yang bagi mereka kurang pas pada jam tersebut," ungkapnya.

Mulyo berpesan, kita harus lebih dewasa melihat hal-hal yang seperti itu. Mengingat informasi tentang olahraga cukup penting, khususnya dilihat sebagai inspirasi bagi masyarakat. 

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait