URnews

Soal Nasib Warga 'Milarder' di Tuban, Ini Tips Kelola Uang Secara Tepat

Elga Nurmutia, Rabu, 26 Januari 2022 18.02 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Soal Nasib Warga 'Milarder' di Tuban, Ini Tips Kelola Uang Secara Tepat
Image: Ilustrasi uang rupiah. (Pixabay/EmAji)

Jakarta - Kampung Miliarder yang berada di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Jatim) kembali jadi sorotan publik.

Warga kampung yang pada awal 2021 itu diberitakan jadi miliarder baru, kini banyak dari mereka mengaku menyesal karena tak memiliki pekerjaan tetap setelah lahannya dijual.

Hal itu diketahui saat warga Kampung Miliarder melakukan aksi demo beberapa waktu lalu. Mereka menuntut agar PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) menepati janji-janjinya.

Setahun berjalan, beberapa warga mengaku menyesal telah menjual tanah dan rumahnya ke PT PRPP. Pasalnya, setelah mereka menjual lahan, ada beberapa yang tak punya penghasilan tetap karena tak memiliki pekerjaan. Sementara sebelum menjual tanahnya, mereka bisa mendapatkan penghasilan dari setiap kali panen.

Hingga akhirnya aliansi warga dari enam desa di Kecamatan Jenu melakukan aksi unjuk rasa di kilang minyak pertamina grass root refinery (GRR) pada Senin (24/1/2022). Sekitar 100 massa yang hadir berasal dari Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji, dan Kaliuntu yang berada di wilayah ring perusahaan PT PRPP.

Menanggapi kasus tersebut, Senior Financial Planner Aidil Akbar melihat bahwa seharusnya ada pembekalan terkait keuangan bagi warga Tuban. 

“Kasus Tuban itu satu sudah pasti salah ya, tidak diberi pembekalan keuangan itu salah. Akibatnya mereka jadi konsumtif, pasti ga nyampe setahun duitnya habis dan pusing. Bener kan sekarang kejadian,” ujar Aidil saat dihubungi Urbanasia pada Rabu (26/1/2022).

Dalam kasus ini, salahnya di pihak Pertamina yang tidak memberi pembekalan setelah warga mendapatkan uang ganti rugi atas lahannya. Akibat tidak adanya pembekalan tersebut, akhirnya mereka jadi konsumtif.

“Jadi kesalahan pertama di Pertamina mengapa memberikan ganti rugi tapi tidak memberikan pembekalan keuangan supaya mereka tidak jadi konsumtif,” sambungnya.

“Boros jadi bermasalah karena mereka uangnya tidak ditabung, tidak diinvestasikan dengan baik, ntar yang ada jadi konsumtif,” lanjutnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait