URnews

Soroti Kerumunan Pembukaan Resto di Surabaya, dr Tirta: Kalo di Jakarta Ditutup

Nivita Saldyni, Rabu, 16 Desember 2020 12.23 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Soroti Kerumunan Pembukaan Resto di Surabaya, dr Tirta: Kalo di Jakarta Ditutup
Image: dr Tirta. (Instagram @dr.tirta)

Surabaya - Dokter Tirta Mandira Hudhi baru saja menyoroti kerumunan pada grand opening salah satu restoran di Kota Surabaya. Tanggapan dokter Tirta itu disampaikannya lewat Instagram, Rabu (15/12/2020) malam.

"Dapet video ini dari netizen, katanya pas grand opening sebuah restoran di Surabaya beberapa waktu sebelum Pilkada. Kaget campur sedih saya karena saya baru tau kejadian ini sekarang," kata dokter Tirta dengan melampirkan video kerumunan di salah satu resto di Surabaya itu.

Ia mengaku kecewa, sebab ketika kasus kematian COVID-19 di Jatim tinggi, namun ada yang berani mengundang kerumunan saat pembukaan restoran.

"Fyi: Pal HRS tersangka kerumunan. Razia cafe di Jakarta gila-gilaan. Bisa kucingckucinganan ama Satpol PP. Cafe di surabaya banyak yg kena razia karena kerumunan. Tapi kalo 'premium' Kayanya gak kena razia yah. Apa karena beking orang besar? Kalo orang kecil beda yah?," imbuhnya.

"@pemprovjatim @humaspoldajatim bisa dicek nih kerumunan beberapa waktu lalu di Surabaya -.- atau @satgascovid19.id diem aja? Banyak orng kerazia lho, di bawah yaelaaaaag. Kalo orang terkenal statusnya aman gitu? Kalo ini di Jakarta sudah ditutup nih! Ga adil kalo gini bosku," lanjutnya.

Setelah ditelusuri, ternyata yang dimaksud dokter Tirta itu adalah restoran milik Crazy Rich Surabaya, Tom Liwafa yang baru dibuka pada Sabtu (5/12/2020) lalu. Dalam pembukaan resto itu tampak hadir puluhan orang dan juga beberapa influencer seperti Dara Arafah, Keanu Angelo, dan juga Young Lex.

Mirisnya dalam cuplikan video yang beredar, para tamu yang hadir tak menerapkan protokol kesehatan. Hanya sedikit yang menggunakan masker dan hampir tak ada yang namanya physical distancing. Menanggapi hal tersebut, dokter Tirta mengaku sudah mendapat laporan bahwa kejadian tersebur telah disampaikan kepada sejumlah pihak berwajib.

"Saya dihubungi staff Ibu Risma, bahwa kerumunan akibat pembukaan resto tersebut sudah dilaporkan oleh akun @kawalcovid19.id sejak 6 desember 2020, tapi emang belum diproses tindak lanjut. Besok katanya akan dilanjutkan tindakannya," jelasnya.

Tirta pun menambahkan bahwa kejadian tersebut juga telah dilaporkan ke Doni Monardo, Kepala BNPB, Satgas COVID-19 Surabaya Raya, dan juga Polrestabes Surabaya Raya. Bahkan kabarnya, kejadian itu telah diproses tindakan sanksi oleh Satpol PP Kota Surabaya.

1608096174-klarifikasi-Tom-Liwafa.JPGTom Liwafa beri klarifikasi terkait kerumunan di restonya. (Instagram @tomliwafa)

Menjawab laporan tersebut, Tom Liwafa pun akhirnya buka suara. Lewat akun Instagram pribadinya, ia meminta maaf kepada dokter Tirta dan juga seluruh masyarakat yang merasa resah.

"Memang saya pikir, waktu itu resto saya melakukan kesalahan, overcrowd. Kemudian ketika overcrowd dan ada live musik, menciptakan social distancing itu menjadi sangat minim. Saya sadar dan saya minta maaf tentang itu," kata Tom.

Ia pun mengaku, mereka yang hadir saat itu adalah tamu undang. Namun tak dipungkiri bahwa ada banyak orang di luar daftar tamu yang hadir karena ada beberapa influencer.

"Saya tidak mengundang mereka semua, mungkin karena memang bersahabat dengan baik sehingga mereka datang dengan sendirinya. Pada waktu itu ada beberapa nama yang membuat animo orang-orang untuk datang ke sini dan berfoto," jelasnya.

Sementara, soal dugaan adanya backing yang kuat di balik penyelenggaraan acara tersebut, Tom mengaku tak ada. Ia mengaku tak memiliki backing dari pihak manapun.

"Mengenai backing dan segala macem, Saya tidak punya backing siapapun, backing saya hanya persahabatan. Saya menjalin persahabatan dengan semua orang. Saya mempunyai sahabat di berbagai kalangan, seperti pengusaha, influencer, aparatur negara, dan segala macem," ungkapnya.

Ia pun mengaku siap jika tokonya yang baru buka itu harus ditutup demi mentaati peraturan yang berlaku. Ia pum telah mengakui kesalahannya itu.

"Kalaupun kemudian prosedur yang harus saya lalui, saya akan mentaati. Negara kita tetap sama, undang-undang kita tetap sama, saya akan mentaati semua apa yang memang sudah menjadi konsekuensi saya. Saya mohon maaf kalau saya melanggar protokol kesehatan," lanjut Tom.

"Kalau pun toko ini memang harus ditutup, kalau pun toko ini harus diproses, saya akan mentaati semua hukum yang berlaku di Indonesia," tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait